dc.description.abstract | Latar Belakang : Hipertensi menyebabkan penderitanya mengeluh pusing, nyeri pada tengkuk, tubuh terasa lesu/ lemas serta rasa tidak nyaman lainnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membantu meringankan gejala hipertensi serta menurunkan tekanan darah dapat melalui terapi slow deep breathing (SDB). Selain dapat membantu menurunkan tekanan darah, slow deep breathing juga dapat membantu merilekskan tubuh karena dapat memenuhi kebutuhan oksigen di otak. Tujuan : Mengaplikasikan hasil penelitian mengenai slow deep breathing dalam membantu menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Metode : Study evidence berdasarkan dari 5 jurnal nasional dan 5 jurnal internasional, dengan jurnal inti yang berjudul “A Study to Assess the Effectiveness of Breathing Exercise in Lowering High Blood Pressure among Hypertensive Patients at General Hospital, Alnamas, Kingdom of Saudi Arabia”. Aplikasi SDB ini menggunakan desain pretestposttest. Pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer digital.
Hasil : Nilai systole & diastole mengalami perbedaan signifikan sebelum dan sesudah diberikan terapi SDB. Rata-rata tekanan systole sebelum SDB yaitu 192 mmHg dan diastole 104 mmHg, sedangkan setelah terapi SDB rerata tekanan systole dan diastole turun menjadi 178 mmHg dan 98 mmHg. Hasil uji paired t-test diperoleh p-value 0,003 dan 0,007 (p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan antara nilai tekanan darah sebelum dan sesudah terapi SDB pada pasien dengan hipertensi di IGD RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Slow deep breathing yang dilakukan selama 6 s/d 10 kali per menit selama 10-15 menit dengan rutin akan meningkatkan barore serta merangsang pelepasan hormon endorphin yang membuat tubuh menjadi relax.
Kesimpulan : Slow deep breathing selama 10-15 menit pada pasien hipertensi dapat membantu menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. | id_ID |