Show simple item record

dc.contributor.authorMulyo, Randa Abdi
dc.contributor.authorFaozi, Ekan
dc.contributor.authorMulyantini, Ary
dc.date.accessioned2020-03-13T06:39:05Z
dc.date.available2020-03-13T06:39:05Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.citationArikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : RinekaCipta Bayoumi, M. (2017). Effect of General Anesthesia versus Spinal Anesthesia in Cesarian Section on Regain of Gastrointestinal Motility. The Egyptian Journal of Hospital Medicine, 68(3), 1332–1338. Berko, Jeffrey, Deborah D Ingram, Shubhayu S & Jennifer D Parker. 2014. National Health Statistics Reports: Death Attributed to Heat, Cold, and Other Weather Events In the United States, 2006-2010. Hyattsville: U.S Department of Health & Human Services. Budiman & Riyanto. 2014. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Minarsih, Rini. (2013). Effectiveness of Intravenous Fluid Warmer Treatment on Decreasing Hypothermic Sign For Client Post Caesar Surgery. Jurnal Keperawatan, ISSN 20863071. Volume 4, 1, 36-42. M. L Avellanas, A. Ricart, J. Botella, F. Mengelle, I. Soteras, T. Veres, M. Vidal. (2011). Management of severe accidental hypothermia. Medicina Intensiva. Diakses 28 Januari 2020, dari http://www.elsevier.es/medintensiva. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. RinekaCipta. O’Connel, James., et al. 2011. Accidental Hypothermia & Frostbite: Cold – Related Conditions, 12 The Health Care of Homeless Persons, Part II, pp. 189 – 197. Sinantyanta, Hadyan. (2013). Management of Anesthesia in A Patient with Cystoma Ovarian Permagna. Jurnal Anestesiologi Indonesia. Volume V, 3, 225-231. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).Bandung: CV. Alfabeta.id_ID
dc.identifier.issn2715-615X
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/11915
dc.description.abstractLatar belakang: Hipotermi merupakan suatu kondisi dimana mekanisme tubuh penghantar suhu kesulitan untuk mengatasi tekanan suhu dingin. Penatalaksanaan yang efektif untuk menaikan suhu adalah dengan terapi pemberian selimut alluminium foil (emergency blanket). Selimut alluminium foil merupakan salah satu terapi yang mampu menjaga dan mempertahakan panas lebih lama, juga dapat mengurangi laju perpindahan panas. Metode: Pelaksanaan evidence based nursing selimut allluminium foil ini diberikan pada 2 pasien dengan teknik pre dan post test without control group. Instrument penerapan menggunakan alat ukur suhu termometer. Penerapan selimut alluminium foil diberikan selama 30 menit pada pasien Hasil: penerapan memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan suhu dari pasien yang diberi terapi selimut alluminium foil. Diskusi Alumunium foil mempunyai salah satu kelebihan yaitu mempertahakan panas lebih lama, dapat mengurangi laju perpindahan panas, relatif murah dan juga mudah dalam pemakaiannya, karena sifat dari alluminium foil merupakan Penghantar panas yang baik sehingga dengan mudah dapat meningkatkan suhu penggunanya. Kesimpulan: Penerapan terapi selimut alluminium foil terbukti mampu meningkatkan suhu pada pasien sehingga bermanfaat untuk diterapkan pada pasien post operasi dengan hipotermi.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherProsiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta 2020id_ID
dc.titleTerapi Selimut Aluminium Foil sebagai Evidence Based Nursing untuk Meningkatkan Suhu pada Pasien Hipotermi Post Operasiid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record