HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DAN USIA DENGAN KEJADIAN DENGUE SYOK SINDROM PADANAK DI PONOROGO
Abstract
ndonesia merupakan salah satu negara dimana Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi
Kejadian Luar Biasa (KLB), khususnya daerah endemis dan terjadi hampir setiap tahunnya pada
musim penghujan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia , 2017). Sulitnya meramalkan
perjalanan penyakit infeksi dengue, sering dijumpai pasien DBD dengan keluhan semula yang tidak
tampak berat secara klinis dan laboratoris, namun mendadak syok dan menyebabkan kematian
(Mayetti, 2010). Demam berdarah dengue yang menyerang anak-anak cenderung lebih meningkatkan
morbiditas dan mortalitas sehingga diperlukan perhatian lebih (Patandianan et al., 2014). Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dan usia dengan kejadian Dengue Syok
Sindrom (DSS) anak di Ponorogo. Metode penelitian ini bersifat analitik observasional dengan
rancangan penelitian cross sectional dan dilakukan pada bulan Desember 2018 di Ponorogo.
Banyaknya subjek penelitian adalah 62 pasien DBD anak yang diambil secara non-probability
sampling dengan teknik Purposive sampling. Data diperoleh melalui data sekunder rekam medis
pasien dan dianalisis menggunakan uji Chi square. Hasil analisis data didapatkan nilai p<0,05 antara
kejadian DSS anak dengan jenis kelamin dengan nilai OR 2,968. Serta nilai p>0,05 antara kejadian
DSS anak dengan usia. Simpulan yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian DSS anak
dengan jenis kelamin.