dc.description.abstract | Preeklampsia didefinisikan sebagai hipertensi yang baru terjadi pada kehamilan / diatas usia kehamilan
20 minggu disertai adanya gangguan organ. Jika hanya didapatkan hipertensi saja, kondisi tersebut tidak dapat
disamakan dengan peeklampsia, harus didapatkan gangguan organ spesifik akibat preeklampsia tersebut, atau
gejala preeklampsia dapat terjadi pada beberapa wanita tanpa adanya proteinuria. Menurut World Health
Organization (WHO), hipertensi dalam kehamilan masih merupakan salah satu dari lima penyebab utama
kematian ibu di dunia, yaitu berkisar 12%. Di negara berkembang insidensi preeclampsia sekitar 3-10% dan
eklampsia 0,3-0,7% kehamilan. Di Indonesia, Preeklampsia menempati urutan kedua sebagai penyebab
kematian ibu setelah perdarahan. Klasifikasi hipertensi menurut ACOG 2013 yaitu preeklampsi-eklampsi,
hipertensi kronis, superimposed preeklampsi, hipertensi gestasioanl. Pada kasus ini wanita usia 32 tahun
G1P0A0 uk 38-39 minggu dengan keluhan kenceng-kenceng dan keluar lendir darah, keadaan umum tampak
compos mentis E4V5M6, tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 82 kali/menit, respirasi 22 kali/menit, suhu badan
36,5
o
C. Status obstetrik didapatkan hasil TFU 30 cm, TBJ 2790 gr, punggung bokong, punggung kiri, kepala
merapat, his (+) jarang, DJJ 140x/menit. Pemeriksaan VT vulva/vagina tidak apa-apa, pembukaan (-), bloodslym
(+). Pemeriksaan urinalisis didapatkan hasil protein +3. Pasien diberikan SM full dose, injeksi sefuroxim 1,5 gr,
Nifedipine 3x10 mg, Asam mefenamat 3x500mg. Kesimpulan Preeklampsi berat harus terminasi setelah
stabilisasi. | id_ID |