dc.identifier.citation | Azizah , R., Qomarun. (2011). Rekayasa Kenyamanan Termal Pada Bangunan Rumah Di Perkotaan, Jurnal Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Karyono, T. H., 1999. “Penelitian Kenyamanan Termis di Jakarta sebagai Acuan Suhu Nyaman Manusia Indonesia”, Dimensi Teknik Arsitektur, Vol. 29, No. 1, Juli 2001 : 24-33 Setyowati, E. (2013), Buku Ajar Fisika Bangunan 2, Thermal dan Acoustic, Badan Penerbit UNDIP. Satwiko, Prasasto. 2004. Fisika Bangunan I, Penerbit Andi, Yogyakarta. Teddy, Livian, dkk. (2010). Identifikasi Kondisi Termal Ruang Rumah Susun Perumnas Palembang. Universitas Sriwijaya. Carera, A dan Prianto, E. 2016. Karakter Kenyamanan Thermal Pada Bangunan Ibadah di Kawasan Kota Lama, Semarang, Jurnal Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Prasetyo, B. 2003, Peranan Dinding dan Bukaan Dinding Masjid Agung Demak terhadap Kondisi Thermal Ruang Shalat Utama, Tesis S-2, Magister Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro. | id_ID |
dc.description.abstract | Masjid merupakan tempat ibadah bagi orang beragama islam, sehingga
penggunaanya dapat memberikan rasa kenyamanan bagi para jamaah di
setiap waktu ibadahnya. Bentuk ibadah umat Muslim yang beraneka
ragam membuat penggunaan masjid menjadi rutin digunakan untuk pusat
kegiatan ibadah. Oleh karena itu, desain bangunan masjid haruslah
mengakomodasi kebutuhan kebutuhan fisik tersebut. Ruang dalam masjid
(ruang salat) yang bermasalah akan berpengaruh buruk terhadap
kenyamanan beribadah para jamaahnya. Dalam penelitian ini digunakan
metode kuantitatif, yaitu suatu penelitian mengenai permasalahanayang
didasarkan pada pengujian suatu teori dan terdiri dari beberapa variabel,
diukur dengan melakukan pengukuran langsung dilapangan dengan alat
ukur berupa hydrometer, dan termometer. Standar kenyamanan termal
yang baik disesuaikan berdasarkan standar yang ada. Penelitian
dilaksanakan selama tiga hari dengan mengambil waktu pagi, siang, sore,
dan sampel mengambil 25 titik ukur (TU) masing-masing di lantai satu
Masjid Baitul Makmur Pabelan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini yakni
tingkat kenyamanan termal pada Masjid Baitul Makmur berdasarkan
grafik daerah nyaman (Comfort Zone),adaerah nyaman dapat dicapai pada
kondisi bersuhu >25-35 °C dan berkelembaban 5-85 % sehingga bangunan
masjid tersebut dikatakan tidak nyaman, karena harus ada udara masuk
ke dalam bangunan dengan kecepatan 0,1-1,0 m/s. | id_ID |