Show simple item record

dc.contributor.authorPrasetia, Avian Kresna
dc.contributor.authorNugrahaini, Fadhilla Tri
dc.date.accessioned2020-08-10T06:45:00Z
dc.date.available2020-08-10T06:45:00Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.citationAzizah , R., Qomarun. (2011). Rekayasa Kenyamanan Termal Pada Bangunan Rumah Di Perkotaan, Jurnal Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Karyono, T. H., 1999. “Penelitian Kenyamanan Termis di Jakarta sebagai Acuan Suhu Nyaman Manusia Indonesia”, Dimensi Teknik Arsitektur, Vol. 29, No. 1, Juli 2001 : 24-33 Setyowati, E. (2013), Buku Ajar Fisika Bangunan 2, Thermal dan Acoustic, Badan Penerbit UNDIP. Satwiko, Prasasto. 2004. Fisika Bangunan I, Penerbit Andi, Yogyakarta. Teddy, Livian, dkk. (2010). Identifikasi Kondisi Termal Ruang Rumah Susun Perumnas Palembang. Universitas Sriwijaya. Carera, A dan Prianto, E. 2016. Karakter Kenyamanan Thermal Pada Bangunan Ibadah di Kawasan Kota Lama, Semarang, Jurnal Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Prasetyo, B. 2003, Peranan Dinding dan Bukaan Dinding Masjid Agung Demak terhadap Kondisi Thermal Ruang Shalat Utama, Tesis S-2, Magister Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro.id_ID
dc.identifier.issn2721-8686
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/12114
dc.description.abstractMasjid merupakan tempat ibadah bagi orang beragama islam, sehingga penggunaanya dapat memberikan rasa kenyamanan bagi para jamaah di setiap waktu ibadahnya. Bentuk ibadah umat Muslim yang beraneka ragam membuat penggunaan masjid menjadi rutin digunakan untuk pusat kegiatan ibadah. Oleh karena itu, desain bangunan masjid haruslah mengakomodasi kebutuhan kebutuhan fisik tersebut. Ruang dalam masjid (ruang salat) yang bermasalah akan berpengaruh buruk terhadap kenyamanan beribadah para jamaahnya. Dalam penelitian ini digunakan metode kuantitatif, yaitu suatu penelitian mengenai permasalahanayang didasarkan pada pengujian suatu teori dan terdiri dari beberapa variabel, diukur dengan melakukan pengukuran langsung dilapangan dengan alat ukur berupa hydrometer, dan termometer. Standar kenyamanan termal yang baik disesuaikan berdasarkan standar yang ada. Penelitian dilaksanakan selama tiga hari dengan mengambil waktu pagi, siang, sore, dan sampel mengambil 25 titik ukur (TU) masing-masing di lantai satu Masjid Baitul Makmur Pabelan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini yakni tingkat kenyamanan termal pada Masjid Baitul Makmur berdasarkan grafik daerah nyaman (Comfort Zone),adaerah nyaman dapat dicapai pada kondisi bersuhu >25-35 °C dan berkelembaban 5-85 % sehingga bangunan masjid tersebut dikatakan tidak nyaman, karena harus ada udara masuk ke dalam bangunan dengan kecepatan 0,1-1,0 m/s.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherProsiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur 2020id_ID
dc.titleKenyamanan Termal pada Masjid Baitul Makmur Pabelanid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record