Show simple item record

dc.contributor.authorYuliantina, Miranda
dc.contributor.authorSuharyani, S
dc.date.accessioned2020-08-10T06:52:36Z
dc.date.available2020-08-10T06:52:36Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.citationEgan, Winaya, (2010). Syarat- syarat umum dalam pencahayaan Honggowidjaja, S. P. (2003). “Pengaruh Signifikan Tata Cahaya pada Desain Interior” Industrial Hygiene Engineering: Recognition, Measurement, Evaluation and Control Istiawan, S. (2006). Ruang Artistik dengan Pencahayaan Latifah, Nur Laela. 2015. Fisika Bangunan 2. Jakarta: Griya Kreasi. Najma, M. Dkk. (2013) . Perancangan Pencahayaan Museum “Target” Keputih dengan Menganalisa Daya serta Menerapkan Konsep Green Building. Jurnal Teknik Pomits Vol. 2, No. 2. Philips Lighting B.V., (1986), Light and Perception. Netherlands. Rudiger Ganslandt, Harald Hofmann. (1992), Handbook of Lighting Design : Germany : C. Fikentscgher Sutaarga, Moh. Amir, (1989), pedoman penyelenggaraan dan pengelolaan museum, proyek pembinaan permuseuman, direktorat jenderal kebudayaan, departemen pendidikan dan kebudayaan, Jakarta Sutanto, Winaya, (2010), Standar Pencahayaan Buatan pada Museum Taufik Hidayat Arena. (2018). Taufik Hidayat Arena [Online]. http://taufikhidayatarena.com/ [diakses pada 10 November 2018].id_ID
dc.identifier.issn2721-8686
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/12117
dc.description.abstractMuseum Keris Nusantara Surakarta adalah tempat tertutup (indoor) yang digunakan untuk menyimpan koleksi keris dan benda- benda berharga. Kondisi termal dan pencahayaan yang efektif dibutuhkan di Museum Keris Nusantara Surakarta untuk kenyamanan penggunanya. Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kenyamanan pencahayaan buatan Museum Keris Nusantara Surakarta. Untuk mencapai kenyamanan visual para pengunjung museum, standar yang direkomendasikan adalah 200-500 lux. Penelitian ini dilakukan siang (11:30 WIB). Hasil yang diperoleh dari pengambilan data dengan alat luxmeter, rata-rata intensitas cahaya pada siang hari di lantai 2, lantai 3, dan lantai 5 adalah 93,44 lux; 65,55 lux; dan 235,46 lux. Rata-rata keseluruhan adalah 131,48 lux. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, yaitu dengan melakukan observasi, pengukuran. Data tersebut diolah dengan aplikasi surfer menghasilkan pola penyebaran intensitas cahaya di tiap lantai. Pada siang hari, lantai yang memiliki pola penyebaran cahaya terbaik adalah pada lantai 5. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Intensitas cahaya tiap lantai pada siang hari di Museum Keris Nusantara Surakarta telah memenuhi standar (200-500 lux). Pada bagian akhir, peneliti memberikan rekomendasi berupa jumlah lampu, perletakan layout lampu dan teknik pencahayaan agar memenuhi standar kenyamanan pencahayaan Museum.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherProsiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur 2020id_ID
dc.titleKinerja Sistem Pencahayaan pada Museum Keris Nusantara Surakartaid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record