dc.identifier.citation | Bhattarai, N. K., Tandon, V. and Ved, D. K., 2002. Highlights and outcomes of the conservation assessment and management plan (CAMP) workshop. In: Proceedings, Regional Workshop on Sharing Local and National Experience in Conservation of Medicinal and Aromatic Plants in South Asia, 21-23 January 2001, Pokhara, Nepal, pp 46-53 CITES. 2019. Appendices I, II and III, Interpretation valid from 26 November 2019. Retrieved from https://www.cites.org/eng/app/appendices.php. Diakses 27 November 2019. Dey A, De JN. 2010. Rauvolfia serpentina (L). Benth. ex Kurz.-A Review. Asian J. Plant Science., 9(6): 285-298 Dey A, De JN. 2011. Ethnobotanical aspects of Rauvolfia serpentina (L). Benth. ex Kurz. In India, Nepal and Bangladesh. Journal of Medicinal Plants Research. 5(2):144-150 Haryudin, W. 2013. Manfaat Pule Pandak (R.serpentina) Sebagai Tanaman Obat. Warta Penelitian & Pengembangan Tanaman Industri 19 (3) : 21 – 24 Hendrian, D.J.M., 1999. Revision of Rauvolfia (Apocynaceae) in Malesia. Blumea, 44: 449-470 Kunwar, B. B. 2019. Establishing In Situ Gene Bank of Rauvolfia serpentina ( L .) Benth ex Kurtz in Western Nepal with A Focus on Conservation and Sustainability. Biodiversity International Journal Research, 3(4) :139–143. https://doi.org/10.15406/bij.2019.03.00138 Markgraf, F 1984. Florae Malesianae Praecursores LXIV. Apocynaceae VI. Rauvolfia. Blumea 30 (1) : 161 – 162 Mrunalini, P, Khobragade. 2016. Mass Cultivation of Sarpagandha (Rauvolfia serpentine Bent ex Kurz) in Consideration with Environmental Factors and Cultivation Techniques. Internationa Journal of Ayurveda and Pharma Research. 4 (10) : 58 – 62 ISSN 2322 – 0902 (P) ISSN : 2322 – 0910 (O). Philip Thomas, Dr Mark Newman, Dr Bouakhaykhone Svengsuksa, Mr Sounthone Ketphanh, 2006. A Review of CITES Appendices I and II Plant Species From Lao PDR, Darwin Initiative for the Survival of the Species Project 163-13-007, p 13 -14 Shetty, M.R., Harhisa, G.A., Jayanth, Y, H.G. Ashok Kumar 2014. Production of Secondary Metabolites from Invitro Cultures of Rauvolfia serpentine (L.) Benth. International Journal of Scientific Research Enginering & Technology (IJSRET) 2 (12) : 844 – 852 ISSN 2278 - 0882 Singh, P., B. Goswani, D. Mittal, P. Kumar 2018. A Comparative review on Rauvolfia serpentine for Antihypertensive Potential an Modern Medicine. Journal of Biomedical and Pharmaceutical Research 7 (4) : 68 – 72. ISSN (O) 2279 – 0594, ISSN (P) 2589 -8752 Sulandjari. 2008. Root Yield and Reserpine Content of Rauvolfia serpentina Benth. on Media Under the Plant with Allelopathic Potentiality with Nutrient Addition. Biodiversitas, Journal of Biological Diversity, 9(3), 180–183. https://doi.org/10.13057/biodiv/d090306 Teresa Mulliken, Petra Crofton 2008. Review of Status, Harvest, Trade and Management of Seven Asean CITES – Listed Medicinal and Aromatic Plant Species. BfN-Skripten 227. BfN Federal Agency for Nature Conservation. 93 - 110 Zakaria, D. 2010. Pengaruh Konsentrasi Sukrosa dan BAP (Benzil Amino Purin) dalam Media Murashige Skoog (MS) terhadap pertumbuhan dan Kandungan Reserpin Kalus Pule Pandak (Rauvolfia verticillata Lour.).Skripsi.Fakultas MIPA.Universitas Sebelas Maret. Yahya, F. A. 2001. Pertumbuhan, Biomassa dan Kandungan Alkaloid Akar Pulepandak (Rauwolfia serpentina Benth.).Skripsi Fakultas Kehutanan.Institut Pertanian Bogor. archive.org/details/pankajoudhia. Rauvolfia serpentina Pankaj Oudhia, Society for Parthenium Management, (SOPAM) 28-A, College Road, Geeta Nagar Raipur- 492001 India. | id_ID |
dc.description.abstract | Rouvolfia serpentina atau nama lokalnya pule pandak, adalah tumbuhan herba yang berasal dari Asia Selatan yang kemudian tersebar di kawasan Asia Tenggara. Jenis ini merupakan anggota Suku Apocynaceae dengan status konservasinya (IUCN) masuk dalam golongan terancam (vurnareble). Namun demikian, dalam atauran tatacara dunia perdagangan (CITES) R.serpentina hanya tergolong Appendix II yang artinya kondisinya di alam tidak tergolong terancam kepunahan. Masyarakat memanfaat R.serpentina sebagai bahan baku tanaman obat yang dimanfaatkan sebagai obat antidiare, antikanker, antidisentri, depresan sistem syaraf pusat, dan untuk obat gigitan reptil yang beracun. Di alam R.serpentina tumbuh meliar, upaya pembudidayaannya masih terbatas, mengingat secara konvensional R.serpentina diperbanyak hanya dengan biji dan stek batangnya dimana prosentase keberhasilan tumbuhnya sangat rendah. Musim berbunga dan berbuah R.serpentina berlangsung sepanjang tahun, dengan puncak musim berbunga pada bulan Juni sampai Agustus. Bunga berbentuk terompet, putih –merah jambu, kelompak berwarna merah.Sedangkan puncak musim berbuah pada bulan September sampai Oktober. Buah masak pada akhir bulan Oktober sampai awal bulan Desember. Buah tunggal – dua bergandengan, bulat, hijau saat muda dan menjadi hitam keunguan saat masak,berisi 1biji. Biji, membulat, coklat. Perkecambahan biji tanpa perlakuan yang ditanaman pada media pasir memerlukan waktu 1 - 2 bulan untuk berkecambah dengan prosentase perkecambahan rendah. Biji yang diperlakukan dengan perendaman selama 1 jam dalam larutan campuran air cucian beras dan kulit bawang yang telah dimasak, menunjukkan hasil perkecambahan yang lebih baik dan waktunya lebih cepat sekitar 15 hari. | id_ID |