Efektifitas Active Cycle of Breathing pada Keluhan Sesak Nafas Penderita Tuberkulosis
Abstract
Tuberkulosis salah satu penyakit menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium Tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian. Keluhan utama yang sering dirasakan oleh pasien tuberkulosis adalah sesak nafas dan menumpuknya secret yang sulit untuk di keluarkan. Latihan pernafasan merupakan tindakan keperawatan dalam penatalaksanaan pasien dengan masalah gangguan sistem pernafasan. Latihan pernafasan active cycle of breathing merupakan salah satu latihan pernafasan yang selain berfungsi untuk membersihkan secret juga mempertahankan fungsi paru. Metode yang digunakan adalah kajian literatur perbandingan antara gambaran kasus dengan beberapa literatur jurnal tindakan pendukung gambaran kasus untuk menangani masalah sesak nafas pada pasien tuberkulosis. Hasil analisis jurnal didapatkan 4 jurnal pendukung yang menyatakan latihan pernafasan active cycle of breathing efektif untuk mengatasi sesak nafas pada pasien tuberkulosis. Teknik pernafasan active cycle of breathing mampu menurunkan respiratory rate (RR) karena terjadi peningkatan elastisitas dan compliance paru yang pada akhirnya meningkatkan ventilasi paru, dimana pengeluaran CO2 dan pemasukan O2 meningkat. Penurunan keluhan sesak nafas penderita tuberkulosis lebih cepat dicapai dengan latihan nafas active cycle of breathing. Hal ini karena terjadi pengeluaran mukus dari saluran pernafasan serta peningkatan pemasukan O2. Active cycle of breathing dapat diterapkan sebagai evidence based practice dalam profesionalisme pemberian asuhan keperawatan bagi masyarakat, untuk mengembangkan bentuk pelayanan nonfarmakologis sebagai salah satu intervensi keperawatan. Bagi pasien, active cycle of breathing ini bisa dijadikan pola hidup pasien, untuk mengurangi sesak nafas, mengurangi akumulasi secret dalam saluran pernapasan, dan meningkatkan mobilisasi sangkar toraks sehingga kebutuhan oksigennya terpenuhi.