dc.identifier.citation | Allen, H.G., 1969, Analysis and Design of Structural Sandwich Panels, Pergamon press. Anonim, 1994. “Annual Book of Standards, Section 15, C 393-94, Standard Test Methods forFlexural Properties of Sandwich Constructions", ASTM, 1994. Anonim. 2003. „DIAB Sandwich Handbook“ http://www.diabgroup.com, (3 Sptember 2008, jam 15.30 WIB) Eichorn, S.J., 2001, Review Current International Research into Cellulosic Fibers and Composites, Journal of Materials Science, Vol. 36, pp. 2107-2131 Hara, et-all, 1986, “Utilization of Agrowastes for Buildinng Materials”, International Research and Development Cooperation Division, AIST, MITI, Japan. Jamasri, 2008, Prospek Pengembangan Komposit Serat Alam Di Indonesia, Pengukuhan Jabatan Guru besar, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada | id_ID |
dc.description.abstract | Tujuan penelitian ini adalah menyelidiki pengaruh ketebalan dan fraksi berat core hybrid terhadap peningkatan kekuatan bending komposit sandwich. Skin berpenguat aluminium (al-cu-zn) dengan ketebalan plat1mm, dengan core hybrid berpenguat sekam padi dan serbuk bata hebel bermatrix semen hebel.Pola kegagalannnya diamati dengan photo makro.
Bahan utama penelitian adalah sekam padi dan serbuk bata hebel pada mesh 20 dengan semen hebel untuk bahan core. Komposit dibuat dengan metode cetak tekan hidrolis. Komposit sandwich tersusun terdiri dari dua skin (lamina aluminium) dengan core ditengahnya. Lamina aluminium sebagai skin terdiri dari aluminium (Al-Cu-Zn)dengan ketebalan plat 1mm. dan sebagai core hybrid dengan fraksi berat penguat Wt=30% danWt=50%. Core menggunakan sekam padi dan serbuk bata hebel. Core yang digunakan ada 3 macam variasi ketebalan yaitu 5,15dan 25 mm. Spesimen dan prosedur pengujian bending mengacu pada standart ASTM C 393. Penampang patahan dilakukan foto makro untuk mengidentifikasi pola kegagalannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan menahan momen bending komposit sandwich dengan core hybrid meningkat seiring dengan penambahan ketebalan core hybrid pada komposit sandwich. Kekuatan bending komposit sandwich menurun seiring dengan penambahan ketebalan dan fraksi berat penguat pada core hybrid. Tegangan (kekuatan) bending komposit sandwich memiliki harga yang paling optimum pada ketebalan core hybrid 5 mm pada fraksi berat penguat Wt=30%. Tahapan pola kegagalan komposit sandwich adalah kegagalan tarik skin komposit sisi bawah, kegagalan geser core hybrid, delaminasi skin komposit sisi atas dengan core hybrid, kegagalan skin komposit sisi atas. | id_ID |