dc.description.abstract | Anemia adalah kondisi kurangnya kadar hemoglobin dalam darah. Keadaan ini dapat
menyebabkan penurunan kemampuan akademis, penurunan daya tahan tubuh, serta meningkatkan risiko
kematian ibu dan kelahiran bayi prematur. Prevalensi anemia pada remaja di Klaten sebesar 36,2%.
Identifikasi risiko anemia diharapkan mampu mengatasi tingginya angka prevalensi ini. Penelitian ini
bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Responden adalah 50 siswi kelas 10
dengan teknik cluster random sampling. Tingkat pengetahuan diukur menggunakan kuesioner, kepatuhan
konsumsi tablet tambah darah (TTD) dan sarapan diobservasi setiap minggu. Hubungan antara dua
variabel diukur menggunakan Chi-square dengan hasil pengetahuan gizi seimbang, status gizi,
kepatuhan konsumsi TTD dan sarapan sehat masing-masing memiliki nilai p 0,718 (p>0,05); 0,03; 0,018;
dan 0,030 (p<0,05). Kekuatan hubungan diukur menggunakan uji regresi logistik dengan hasil status gizi
menjadi faktor dominan yang mempengaruhi kadar hemoglobin. Kesimpulan : Kadar hemoglobin pada
remaja putri dipengaruhi oleh status gizi, kepatuhan konsumsi TTD dan sarapan dengan status gizi
sebagai faktor dominan. Sementara tingkat pengetahuan gizi seimbang tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kadar hemoglobin remaja putri. | id_ID |