dc.description.abstract | Pembangunan kesehatan memerlukan pembangunan sistem informasi. Di Indonesia data
sistem informasi yang mencakup seluruh fasilitas pelayanan kesehatan belum ada terutama
sistem informasi yang berhubungan dengan JKN. Tujuan dari tulisan ini adalah
menggambarkan hasil evaluasi SIK-JKN di puskesmas yang didalamnya terdiri
:Primary Care/P-Care, Health Facilities Information System/HFIS, Luar Paket
INA-CBG/LUPIS. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif
(mix method) crosssectional. Sampel kuantitatif diambil dari sampel generik (Rifaskes
2019), dengan menggunakan rumus sampel. Hasil penelitian menunjukkan pengunaan SIK
JKN di Puskesmas yang sering digunakan yaitu aplikasi P-Care (99,5%), HFIS (86,3 %),
dan aplikasi LUPIS (71,3%). P-Care hampir semua daerah bisa melaksanakan dan aplikasi
ini sangat mempermudah pegawai pelayanan kesehatan bekerjasama dengan BPJS,
sedangkan HFIS mempermudah orang menemukan fasilitas pelayanan yang bekerjasama
dengan BPJS, selanjutnya LUPIS terkendala dengan belum banyaknya petugas yankes yang
bisa melakukan, dan beberapa kendala lain adalah: tidak ada internet, atau SDM. Klaim
masih belum tersistem dengan baik, dan sebagian manual. Kesimpulan yang didapat SIJKN
sering digunakan dengan urutan sebagai berikut P-CARE, HFIS, LUPIS. Aplikasi
tersebut belum semua dapat digunakan di Puskesmas, disebabkan karena SDM, internet dan
terfragmentasi. Perlu dukungan pemerintah dan mewajibkan menggunakan SIK JKN. | id_ID |