Show simple item record

dc.contributor.authorPrasmatiwi, Fembriarti Erry
dc.contributor.authorIrham
dc.contributor.authorSuryantini, Any
dc.contributor.authorJamhari
dc.date.accessioned2012-05-02T03:32:56Z
dc.date.available2012-05-02T03:32:56Z
dc.date.issued2011-12
dc.identifier.citationBadan Pusat Statistik. 2008. Lampung Barat Dalam Angka. BPS: Lampung Barat. Besanko, D. and Braeutigam Ronald R. 2002. Microeconomic. An Integrated Approach. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc. Bishop, R. C., and T. A. Heberlein. 1979. Measuring Values of Extra Market Goods: Are Indirect Measures Biased? American Journal of Agricultural Economics, 61:926--930. Blackman, A.; B. Avalos-Sartoria & J. Chow. 2007. Shade Coffee and Tree Cover Loss: Lessons from El Savador. Environment, 49: 22-32. Borooah, V.K., 2002. Logit and Probit, Ordered and Multinomial Model. London: Sage Publications, Inc. Thousand oaks. Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Greene, W.H. 2002. Econometric Analysis. Second Edition. New York: Macmillan Publishing Company. Hernandez-Martinez, G.; R.H. Manson and A.C. Hernandez. 2009. Quantitative Classification of Coffee Agroecosystems Spanning A Range of Production Intensities in Central Veracruz, Mexico. Agriculture, Ecosystems and Environment, 134: 89–98. Irham. 2005. Menghitung Nilai Ekonomi Lingkungan (Aplikasi Model Hedonik pada Studi Kasus di Jepang. Jurusan Sosial Ekonomi pertanian Fakultas Pertanian UGM. Kine, A. 2009. Sustainable Coffee Certifications: A Comparison Matrix. SCAA Sustainable Committee. http: www.scaa.org. Mas, A.H. and T. V. Dietsch. 2003. An Index of Management Intensity for Coffee Agroecosystems to Evaluate Butterfly Species Richness. Ecological Applications, 13: 1491- 1501. Murniwati, T., R.T.M. Sutamihardja, dan E.I.K. Putri. 2006. Analisis Willingness to Pay Pengelolaan Sampah Pasar Tradisional Kota Bogor. Forum Pascasarjana Vol. 29 No.4 Oktober 2006: 277-287 Pasaribu, L. 2007. Potensi Keanekaragaman Hayati, Status dan Sejarahnya TNBBS Sebagai Situs Warisan Dunia (Tantangan dan Tanggungjawab). Disampaikan pada acara Multistakeholder Workshop tentang Kopi dan Konservasi di dalam dan sekitar TNBBS. Bandar Lampung, 13-14 Maret. RDV-The World Bank. 2002. Toward More Sustainable Coffee. Agriculture Technology Notes 30: 1-4. Pearce, D.W., R.K. Turner and I. Bateman. 1994. Economics of Natural Resources and the Environment. New York: Harvester Wheatsheaf. Pender, J., Suyanto, J. Kerr. 2008. Impacts of the Hutan Kemasyarakatan Social Forestry Program in the Sumberjaya Watershed, West Lampung District of Sumatra, Indonesia. International Food Policy Research Institute. Washington, DC. www.ifpri.org. Prasmatiwi, F.E., Irham, A. Suryantini, dan Jamhari. 2010. Analisis Keberlanjutan Usahatani Kopi di Kawasan Hutan Kabupaten Lampung Barat dengan Pendekatan Nilai Ekonomi Lingkungan. Pelita Perkebunan 26(1):65-80 Prasmatiwi, F.E., Irham, A. Suryantini, dan Jamhari. 2010. Faktor-faktor Penentu Adopsi Sistem Naungan dan Pengaruhnya terhadap Produktivitas dan Pendapatan Usahatani Kopi di Kabupaten Lampung Barat. Agriekstensia 9 (2):160—172. Suparmoko. 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Suatu pendekatan Teoritis. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE. Syam, T.; H. Nisdale; A.K. Salam; M. Utomo; A.K. Mahi; J. Lumbanraja; S.G. Nugroho & M. Kimura. 1997. Land Use and Cover changes in a hilly area of South Sumatra, Indonesia (from 1970 to 1990). Soil Science and Plant Nutrition, 43, 587-599. Van Noordwijk, M.; S. Rahayu; K. Hairiah; Y. C. Wulan; A. Farida & B. Verbist . 2002. Carbon Stock Assessment for a Forest-to-Coffee Conversion Landscape in Sumberjaya (Lampung, Indonesia): from Allometric Equations to Land Use Change Analysis. Science in China, 45:75—86. Verbist B; A. Eka Dinata & S. Budidarsono. 2005. Factors Driving Land Use Change: Effects on Watershed Functions in a Coffee Agroforestry System in Lampung, Sumatra. Agricultural System, 85:254–270. Widianto, D. Suprayogo, H. Noveras, R.H. Widodo, P. Purnomosidhi, dan M. van Noordwijk. 2004. Alih Guna Lahan Hutan Menjadi Lahan Pertanian: Apakah Fungsi Hidrologis Hutan Dapat Digantikan Sistem Kopi Monokultur? Agrivita. 26(1): 47-52. WWF-Indonesia. 2005. Gone in an Instant: Illegal Coffe Growing and Habitat Destruction Bukit Barisan Selatan National Park Sumatra Indonesia. AREAS (Asian Rhino and Elephant Action Strategy) Bukit Barisan Selatan Programme.en_US
dc.identifier.issn1411-6081
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/1318
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan, pertama, mengukur tingkat kesediaan membayar external cost petani kopi dalam rangka perbaikan lingkungan dan kedua, mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian dilaksanakan di kecamatan Sumberjaya dan Sekincau, Kabupaten Lampung Barat pada bulan Juni-Oktober 2009. Untuk menjawab tujuan (1) diukur dengan metode CVM (Contingent Valuation Method) serta untuk menjawab tujuan (2) digunakan analisis regresi ordinal logit. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kesediaan membayar (WTP) adalah luas lahan usahatani, produktivitas lahan, pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan, jumlah tenaga kerja keluarga, dan pengetahuan petani tentang manfaat hutan, sedangkan jarak rumah petani ke hutan berpengaruh negatif. Peningkatan WTP perlu terus dilakukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan akibat alih fungsi lahan hutan menjadi usahatani kopi dan bahkan diharapkan dapat mengembalikan fungsi hutan pada lahan yang ditanami kopi.en_US
dc.publisherlppmumsen_US
dc.subjectwillingness to payen_US
dc.subjectperbaikan lingkunganen_US
dc.subjectpetani kopien_US
dc.subjectalih fungsi hutanen_US
dc.titleKESEDIAAN MEMBAYAR PETANI KOPI UNTUK PERBAIKAN LINGKUNGANen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record