ADVERSITY QUOTIENT PADA PEDAGANG ETNIS CINA
Abstract
Karakteristik pedagang Cina di Indonesia adalah kemauan kerja keras, kebiasaan
hidup hemat, dan kemampuan bertahan dalam situasi sulit. Maka tidak jarang terlihat
kesuksesan pedagang Cina. Hal inilah yang merupakan salah satu faktor terjadinya
kecemburuan etnis pribumi terhadap etnis Cina, yang memuncak pada kerusuhan Mei 1998.
Sebenarnya perjalanan hidup pedagang yang sukses dan pedagang yang gagal sama, yakni
menghadapi berbagai kesulitan dalam menjalankan usahanya. Perbedaannya terletak pada
kecerdasan menghadapi kesulitan hidup (adversity quotient). Tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah bagaimana adversity quotient dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi adversity quotient pada pedagang etnis Cina. Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini meliputi : wawancara, observasi dan dokumentasi. Subjek penelitian
berjumlah 4 orang. Pemilihan subjek dilakukan secara purposive. Kesimpulan dari penelitian
ini adalah subjek yang beragama Islam memiliki control (pengendalian) yang lebih baik dari
pada subjek yang beragama non Islam. Namun endurance (daya juang) pada subjek yang
beragama non Islam lebih tinggi dari pada yang beragama Islam. Keseluruhan subjek memiliki
rasa tanggung jawab (ownership) yang lebih tinggi. Masalah mempengaruhi kesehatan subjek
satu dan dua, namun tidak begitu berpengaruh pada subjek tiga dan empat. Faktor-faktor
yang mempengaruhi adversity quotient pada pedagang etnis Cina adalah faktor relgiusitas,
motivasi internal (kemauan yang kuat dalam diri), keyakinan diri, aktualisasi diri, modeling
dari orang tua dan faktor keadaan lingkungan.