• Login
    View Item 
    •   Home
    • Proceedings
    • Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS
    • Seminar Nasional Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 2012
    • View Item
    •   Home
    • Proceedings
    • Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS
    • Seminar Nasional Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 2012
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    ”KAMPOENG TERAPI” APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DALAM PERANCANGAN DAN PERENCANAAN PERKAMPUNGAN YANG TERKENDALI DARI ERUPSI MERAPI (Studi Kasus : Erupsi Merapi 26 November 2010)

    Thumbnail
    View/Open
    3-SNPJ-SIG-2012-Sarono.pdf (1.479Mb)
    Date
    2012
    Author
    Sarono
    Hadibasyir, Hamim Zaky
    Kurniawan, Ridho
    Widayani, Prima
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Teknologi penginderaan jauh adalah suatu kegiatan pengamatan obyek atau suatu daerah tanpa melalui kontak langsung dengan obyek tersebut. Definisi tersebut adalah definisi ideal dalam suatu kegiatan pengamatan daerah tertentu yang pada kenyataannya kita selalu membutuhkan data lapangan untuk verifikasi data yang kita hasilkan melalui penginderaan jauh. Pada November 2010 terjadi erupsi Gunung Merapi yang banyak menelan korban dan merusak pemukiman di sekitar Lereng Gunung Merapi. Sehingga relokasi pemukiman korban erupsi Gunung Merapi sangat diperlukan. Penelitian ini menggunakan citra ASTER yang direkam pada bulan Desember 2010 pasca erupsi Gunung Merapi tanggal 26 November 2010. Citra tersebut digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu persebaran material vulkanik akibat erupsi Gunung Merapi. Data kerusakan bangunan dari instansi pemerintah di kombinasikan dengan hasil interpretasi citra ASTER tersebut sehingga menghasilkan data yang lebih akurat. Sedangkan data sekunder berupa peta hasil digitasi peta hidrologi, peta kemiringan lereng dan peta geologi. Dari kedua data tersebut kemudian di overlay, yaitu proses menggabungkan beberapa peta untuk mendapatkan informasi baru yaitu lokasi pemukiman yang aman dari aktivitas Gunung Merapi. Analisis spasial digunakan dalam mengidentifikasi hasil overlay yang kemudian menghasilkan lokasi pemukiman baru yang dijadikan rekomendasi lokasi relokasi. Hasil penelitian ini menemukan sepuluh titik pemukiman yang aman dari aktivitas Gunung Merapi yaitu Caturharjo, Tambakrejo, Tridadi, Sariharjo, Banyurejo, Pondokrejo, Pendowoharjo, Sumberadi, Salam, Mororejo. Sepuluh lokasi ini berada di Kabupaten Sleman, Yogyakarta berjarak 19-22 Km dari puncak Gunung Merapi, dengan penggunaan lahan sebagian besar adalah sawah, lahan kosong, kebun dan sedikit pemukiman, Memiliki luasan 600 - 800.000 Ha, tingkat kemiringan 10-15 %, dan memiliki sumber daya hidrology yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Dari kriteria tersebut sepuluh lokasi hasil penelitian ini sudah layak sebagai lokasi pemukiman baru di kawasan Lereng Gunung Merapi berdasarkan Perda DIY No 2 Tahun 2010 pasal 51 tentang tataruang di kawasan lereng Gunung Merapi.
    URI
    http://hdl.handle.net/11617/1420
    Collections
    • Seminar Nasional Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 2012

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    Publikasi IlmiahCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    Login

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV