Show simple item record

dc.contributor.authorBudinetro, Hermono Suroto
dc.contributor.authorPraja, Tauvan Ari
dc.contributor.authorRahayu, Sri
dc.date.accessioned2012-06-25T04:01:10Z
dc.date.available2012-06-25T04:01:10Z
dc.date.issued2010-05
dc.identifier.citationAnonim. (2004), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun 2000-2010, Peraturan Daerah Kota Semarang No.5 Tahun 2004, Setda Kota Semarang, Semarang. Chow, V. T. (1964). Hand Book of Applied Hydrology, McGraw- Hill Book Company. Harto, Sri. (1993). Analisis Hidrologi. Pen. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Jaya, D. D. (2002). ”Analisis Routing Banjir Embung Mrica Banjarnegara”. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Linsley, R.K., Franzini, J.B., Sasongko, D. (1985). Teknik Sumber Daya Air, Penerbit Erlangga, Jakarta. Soedibyo (1993). Teknik Bendungan. Pen. Pradya Paramitra, Jakarta. Soemarto, C. D. (1986). Hidrologi Teknik. Erlangga, Jakarta. Triatmodjo, B. (2009). Hidrologi Terapan. Penerbit Beta Offset, Yogyakarta. Wibowo, G. J. (2004). Perbandingan Beberapa Metode Routing Banjir di Waduk. Laporan Penelitian, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.en_US
dc.identifier.issn1411- 8904
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/1686
dc.description.abstractBanjir dan genangan yang terjadi di Semarang menyebabkan banyak kerusaakan. Salah satu penyebab banjir adalah aliran dari daerah hulu. Embung yang di bangun di daerah hulu adalah salah satu cara untuk mengendalikan aliran air dari daerah hulu, sehingga tidak menyebabkan banjir. Embung adalah waduk kecil yang menahan dan menyimpan kelebihan air jika terjadi hujan lebat, dan melepaskan kehilir sesudahnya. Untuk tujuan pengendalian banjir Kota Semarang, dilakukan evaluasi kemampuan menurunkan debit banjir pada 37 calon embung yang mungkin dibangun di daerah hulu Kota Semarang. Evaluasi kemampuan embung dilakukan dari data topografi, analisa hidrologi, penelusuran banjir, dan simulasi debit menggunakan metode Nakaayasu dengan periode ulang 50 tahun. Spesifikasi teknik 37 embung yang dievaluasi adalah: Tinggi embung dari dasar sampai mercu pelimpah antara 2 s/d 10 meter kecuali Embung UNDIP yang mempunyai ketinggian 25 meter, panjang pelimpah antara 1 s/d 14 meter, tinggi jagaan antara 5 s/d 7 meter. Dari design diatas, 37 rencana embung masing-masing dapat mengurangi debit puncak antara 29,4 % s/d 89,7 % dari debit semula, dengan waktu perlambatan 1 s/d 3 jam. Embung Bandarjo adalah yang terbesar dengan kemampuan reduksi sebesar 820,6 m3/s, atau setara dengan 87,9 %, dengan waktu perlambatan 1 jam, disusul Karang Dampya kemampuan reduksi sebesar 256,2 m3/s, atau setara dengan 87,0 %, waktu perlambatan 3 jam. Embung Watupawon walaupun kemampuan reduksinya hanya sebesar 38,60 m3/s, atau tetapi setara dengan 89,7 % dari debit semula dengan waktu perlambatan 3 jam.en_US
dc.publisherlppmumsen_US
dc.subjectPengendalian banjiren_US
dc.subjectevaluasien_US
dc.subjectembungen_US
dc.titleThe Evaluation of flood Control Effectiveness for 37 Embung at Upper Semarang Cityen_US
dc.title.alternativeEvaluasi Kemampuan Pengendalian Banjir pada 37 Embung di Hulu Kota Semarangen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record