dc.identifier.citation | Dora, B. dan Budelmann, H. (1995). Unt Ersuchungen zum Einflub der Altbetonzusammensetzung und der Aufbereitung die Eigenscaften von Recyclingbeton. Daf stb Forschungskolloqui um an der Universitat Kaiserslautern, Jerman. Frick, H. dan Koesmartadi, Ch. (2003). Ilmu Bahan Bangunan, Cetakan Kelima, Kanisius, Yogyakarta. Hansen, T.C. dan Boegh, E. (1985). “Elasticity and Drying Shrinkage of Recycled Aggregate Concrete.” Technical Paper, ACI Journal Sept-Oct 1985. Mulyono, T. (2003). Teknologi Beton. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi (P4T), Surabaya. Murdock, L.J. dan Brook, K.M. (1999). Bahan dan Praktek Beton. Cetakan Ketiga, Erlangga, Surabaya. PBI. (1979) Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 N.I.-2, Cetakan ke 7, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik Direktorat Jenderal Ciptakarya Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. Siswanto, F. dan Wiratno. (2000). Pemanfaatan Beton Lama Sebagai Bahan Untuk Pembuatan Beton Baru, Pusat Antar Universitas (PAU) Ilmu Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Susanto. (1997). ”Pemanfaatan Pecahan Beton Sebagai Agregat Kasar Beton Baru.” Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. | en_US |
dc.description.abstract | Limbah dari material bangunan pasca bakar biasanya digunakan sebagai material timbunan bahkan sering dibuang begitu saja.
Saat ini limbah mulai digunakan sebagai agregat kasar dan dikenal dengan agregat daur ulang beton, dengan harapan dapat
hasil sesuai dengan kekuatan sama dengan normal concrete. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
agregat daur ulang beton terhadap kuat tekan karakteristik beton. Benda uji menggunakan agregat daur ulang beton dengan
50% dan 100% volume agregat kasar beton, dengan 20 benda uji. Sisa 20 benda ujia menggunakan 100% agregat yang normal
untuk digunakan sebagai control benda uji. Ukuran agregat-agregat kasar berdiameter maksimum 20 mm. Kuat tekan karakteristik
beton dari sampel A0, A1, dan A2 secara berurutan sebesar 317,7710 kg/cm2, 208,33314 kg/cm2, dan 209,5204
kg/cm2. Kekuatan sampel A0 lebih tinggi 109,4396 kg/cm2 atau 34,44% dibanding dengan sampel A1 dan juga lebih tinggi
108,2506 kg/cm2 atau sesuai dengan 3407% di-banding dengan sampel A2. Meskipun penurunan tersebut terjadi, sampel A1
dan A2 masih dalam daerah kualitas beton klas II. | en_US |