Show simple item record

dc.contributor.authorPrihartanti, Nanik
dc.date.accessioned2012-07-24T04:29:07Z
dc.date.available2012-07-24T04:29:07Z
dc.date.issued2012-04-21
dc.identifier.citationHartman, T., (2004) The Color Code. Alih bahasa: Esther.S. Mandjani. Batam: Interaksara. Ickovics, J.R., Park, C.L. (1998). Paradigm sift: Why a focus on health is important. Journal of Social Issues, 54, 237 – 244 Kusuma, D. (2007). Pendidikan Karakter. Strategi Mendidik anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo Prihartanti, N, (1999). ”Pengembangan Kualitas Kepribadian melalui Olah Rasa.” Anima, Indonesian Psychology Journal, 59, 1266 -1278. Prihartanti, N, Suryabrata, S., Prawitasari, J.E. dan Kuntowibisono, (2003). ”Kualitas Kepribadian ditinjau dari konsep Rasa Suryomentaram dalam perspektif Psikologi”. Anima, Indonesian Psychology Journal, 18, 229-247. Prihartanti, N., Purwandari, E, dan Ali, A. (2007) Model Pembelajaran Toleransi untuk anak usia sekolah dasar. Laporan Penelitian Hibah Bersaing. DIKTI. Prihartanti, N., Marchamah, dan Thoyibi, M. (2009). Peningkatan Integrasi Bangsa melalu Pengalihan Metode Dinamika Kelompok ke Guru Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan toleransi Siswa. Laporan Penelitian Hibah Kompetitif penelitian Sesuai Prioritas Nasional Batch 1. DIKTI Prihartanti, N. & Karyani, U. (2004). “Respon Siswa Sekolah Dasar Muhammadiyah terhadap Pendidikan Apresiasi Seni Tradisi Lokal”, dalam Khisbiyah, Yayah & Sabardila Atiqa. Pendidikan Apresiasi Seni: Wacana dan Praktik untuk Toleransi Pluralisme Budaya. Surakarta: PSB-PS UMS. Riff, C.D, (1995). Psychological Well-being in Adult Life. Current Directions in Psychological Science, 4, (4), 99 -104 Soedarsono, S. (2004). Character Building membentuk watak. Jakarta: Penerbit Elex Media Komputindo.en_US
dc.identifier.isbn978-602-96633-0-3
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/1756
dc.description.abstractKeberhasilan sebuah pembelajaran, selain ditentukan oleh materi pembelajaran juga oleh ketepatan pemilihan strategi dan metode pembelajaran. Model pembelajaran pendidikan karakter menuntut strategi yang dapat memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian secara utuh dan komprehensif. Artinya pembelajaran harus memberikan kesempatan pada pembelajar untuk mengeksplorasi potensi-potensi dirinya. Menjadi berkarakter berarti dapat mengembangkan sifat-sifat posistif yang di luar sifat-sifat bawaan mereka secara alamiah. Karakter secara esensial adalah segala sesuatu yang dipelajari untuk dipikirkan, dirasakan, atau dilakukan yang sebenarnya tidak alamiah dan membutuhkan usaha untuk mengembangkannya. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi terhadap program pendidikan apresiasi seni (PAS) dapat disimpulkan bahwa seni tradisi berpotensi sebagai media pendidikan karakter. Metode pembelajaran dalam program PAS yang dikemas dalam kegiatan ekstra kurikuler ini memungkinkan jarak sosial antara tutor (guru) dengan anak (siswa) menjadi longgar. Keuntungan model pembelajaran seperti ini adalah dapat memfasilitasi tumbuh kembangnya aspek afeksi, kognisi, dan psikomotorik secara integratif. Dengan cara seperti ini terbuka kemungkinan untuk dapat menggali potensi-potensi positif siswa. Tantangannya adalah kesiapan guru untuk berperan sebagai fasilitator dengan pemahaman dinamika kelompok yang benar. Kesediaan guru memberi kesempatan pada peserta didik untuk bereksplorasi dalam membangun karakter. Melalui kerjasama yang sinergis dengan para guru mata pelajaran, bagian kesiswaan dan dukungan kepala sekolah, sangat dimungkinkan dilakukan pendidikan berbasis karakter yang senyatanya , kini dan esok.en_US
dc.publisherFak Psikologi UMSen_US
dc.subjectpendidikan karakteren_US
dc.subjectpendidikan apresiasi senien_US
dc.titleMENGUNGKAP POTENSI, MEMBANGUN KARAKTER : VISI PENDIDIKAN KINI DAN ESOK.en_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record