dc.identifier.citation | ATOMOS., (1998), “Pengenalan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)”, BATAN, Tahun VII nomor 1, Jakarta ATOMOS., (1997), “Rektor Nuklir dan Keselamatannya”, BATAN, Tahun VI nomor 3, Jakarta Anonymous., (1997), “Unit Jaringan dan Informasi Hukum”, Badan Tenaga Atom Nasional, Jakarta Feridian, Nafi., (2009), “Energi Nuklir sebagai Energi Bersih Masa Depan di Indonesia” Kinerja Sistem Nasional sebagai Fungsi Optimasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, B-01 hal 171-179, Pusat Pengembangan Energi Nuklir, Jakarta Soentono., (2005), “Energi Nuklir sebagai Bagian Dari Sistem Energi Nasional Jangka Panjang”, Paket Informasi Excecutive BATAN, hal. 38-39, Jakarta Suharto, (2009), “Energi Nuklir sebagai Energi Bersih Masa Depan di Indonesia” Kinerja Sistem Nasional sebagai Fungsi Optimasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, B-05, hal. 207-213, Pusat Pengembangan Energi Nuklir, Jakarta Suharto, (2009), “Pembangkit Tenaga Nuklir sebagai Strategi Penyelamatan Planet Bumi”, ITB, Bandung Suharto, (2009), “Peranan Peningkatan Kinerja Borom Rod Control System terhdap Anrisipasi Kegagalan Sistem Pembangkit Energi dengan Reaktor Nuklir”. Seminar Thermofluide, ISBN 978-979-97986-0. UGM: Yogyakarta Sugiyanto, (2003), ”Apresiasi terhadap Teknologi Produksi Listrik dan Air Bersih Desalinasi”, LPM-UB, hal. XXVII, Malang Wahlstrom, Bjorn., (1996), “Radiasi dalam Bahasa Sehari-hari”, Badan Tenaga Atom Nasional, Hal. 45-52 Jakarta | en_US |
dc.description.abstract | Pemanasan Global yang mengemuka dalam perkembangan terakhir adalah sebuah kenyataan
obyektif dari kegagalan sistem lingkungan dunia, berhubung tidak kurang dari enam juta ton per hari
gas asap keluaran pembakaran tidak berimbang dengan area tutupan hutan dan lingkungan hijau di
Indonesia. Sebuah kenyataan yang patut dikemukakan bahwa, dalam perkembangan terakhir, luas
tutupan hutan di Indonesia dari empat puluh lima prosen ditinjau dari luas wilayah, kini tersisa tidak
lebih dari sepuluh prosen saja. Sementara, hasil studi kelayakan berbagai unsur sistem, baik
dibidang politik, sosial, budaya, ekonomi/investasi dan teknis/engineering, di keempat belas titik
diantara calon tapak pembangkit listrik tenaga nuklir sepanjang pantai pulau Jawa, sebagai
pembangkit yang ramah lingkungan, baik ditinjau dari antisipasi terhadap polusi air, tanah, udara,
radiasi, suara, serta sosial maupun ekonomi, satu titik diantaranya (MURIA) didemo oleh warga
sekitarnya. Studi kelayakan ini mengintegrasikan metode survey lapangan, survey literatur, serta
pemodelan matematik sistem yang terintegrasi. Dengan studi kelayakan, betapapun juga, akan
diperoleh titik-titik baru calon tapak pembangkit listrik tenaga nuklir, hingga bisa merupakan
« substansi/alternatif » lokasi bila sebagian dari lokasi titik-titik yang sudah dipandang « feasible »
berdasar pada studi kelayakan terdahulu, ada penolakan-penolakan baru dari warga masyarakat,
sebagai lokasi yang layak bagi investasi dibidang pembangkit listrik tenaga nuklir. Bertitik tolak dari
kenyataan terjadinya « rate of global warming intencity» dalam perkembangan tidak kurang dari
sepuluh tahun terakhir, serta unsur-unsur pendukung lainnya (refference, serta kondisi riil
dilapangan zona ini), termasuk pula pertimbangan-pertimbangan ekonomi (« investment ability »)
baik yang lingkupnya « mikro » serta lingkup « makro » (sistem wilayah », peneliti
merekomendasikan bahwa, tapak « canggoe zone » di desa Candiharjo, kecamatan Ngoro, kabupaten
Mojokerto, dipandang layak menggantikan tapak bagi sebagian rencana pembangkit listrik tenaga
nuklir yang berhubung sesuatu dan lain hal ditolak oleh warga masyarakat dan sekitarnya. | en_US |