dc.identifier.citation | Adiwibowo, Suryo, (1995), ”Sistem Manajemen Lingkungan”, Kursus Audit Lingkungan Hidup, Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia dan Lingkungan Lembaga Penelitian Universitas Indonesia (PPSML-LPUI) dan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL), Jakarta Anonim, (1997), “Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah nomor 660.1/02/1997 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah”, Biro Bina Lingkungan Hidup Setwilda Tingkat I Jawa Tengah Anonim, 2002, “Auto Alliance Driving Innovation”, The Alliance of Automobile Manufactures, http://www.autoalliance.org/environment/cleanfuel.php Ciptomulyono, U., (1996), “Model Multi Objective Goal Programming untuk Optimasi Manajemen Kualitas Lingkungan: Penerapannya Pada Lingkungan Pencemaran Sungai Surabaya”, Majalah IPTEK-ITS, Vol 12, pp. 12-27 Ciptomulyono, U., (2001), “Pengembangan Model Multi Objective Programming untuk Minimalisai Dampak Lingkungan Pengembangan Kapasitas Pembangkit Listrik Sistem Jawa Bali”, Lembaga Penelitian ITS, Surabaya Djajadiningrat, Surya T., (1995), “Kebijaksanaan Lingkungan Hidup”, Kursus Audit Lingkungan Hidup, Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia dan Lingkungan Lembaga Penelitian Universitas Indonesia (PPSML-LPUI) dan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL), Jakarta Gupta, Surendra M., and Kongar, Elif, (2001), “A Goal Programming Approach to the Remanufacturing Supply Chain Model”, Laboratory for Responsible Manufacturing, Departement of MIME Northeastern University Boston. Saaty, Thomas L., (1993), ”Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin”, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta | en_US |
dc.description.abstract | Penelitian ini akan menentukan prioritas alternatif pengerjaan pengelasan di proses body welding
minibusi industri karoseri menggunakan pendekatan AHP. Pada proses body welding minibus
terdapat empat jenis proses pengelasan yaitu las trafo, las oksi-asetilen, las CO2 dan plasma cutting.
Struktur hirarki level 1 ada dua kriteria yang dijadikan landasan pemilihan alternatif pengerjaan
pengelasan yaitu faktor K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) serta faktor efisiensi proses. Dari
faktor K3 bahaya proses pengelasan ada dua yaitu bahaya fisik dan bahaya kimia, sehingga pada
level 2 untuk faktor K3 terdiri dari alat keselamatan kerja, kandungan debu, kandungan gas (NO, dan
NO2), dan kandungan logam (Fe, Cd, dan Pb). Dari faktor efisiensi proses yang akan
dipertimbangkan adalah konsumsi penggunaan material untuk setiap jenis las dan kemudahan
operasi (kompleksitas alat, lay out stasiun kerja, serta skill operator), sehingga pada level 2 untuk
faktor efisiensi proses terdiri dari kebutuhan material dan kemudahan operasi. Hasil pembobotan
dengan AHP untuk ke 2 stasiun kerja di proses body welding tersebut adalah pada stasiun kerja
bodywelding I penggunaan las plasma cutting (0.679) dan Las CO2 (0.321), sedangkan pada stasiun
kerja body welding II penggunaan Las Trafo (0.530), Las CO2 (0.266), dan Las Oksi-asetilen (0.204). | en_US |