STUDI PRAKTIS KONSEP ZONA TERLARANG CAMPURAN AGREGAT GRADASI MENERUS SUPERPAVE
Abstract
Pemilihan jenis gradasi dan penetapan porsi aggregat kasar dalam total berat campuran total aggregat dapat mempengaruhi
kekuatan, stabilitas, dan daya tahan campuran aspal terhadap kerusakan deformasi plastis dan retak akibat kelelahan bahan.
Salah satu polemik yang perlu dikaji adalah konsep zona terlarang (restricted zone) gradasi menerus Superpave. Zona terlarang
didefinisikan sebagai daerah yang tidak boleh dilalui oleh susunan butiran atau gradasi pada prosentase 15 – 39 % dan
ukuran saringan 1.15mm – 2,36mm. Zona larangan pada gradasi menerus Superpave (SHRP, 1994) yang selanjutnya diadopsi
Dirjen Bina Marga (EIRTP-I, 2003) dirujuk sebagai kurva representatif yang mewakili batas toleransi kinerja (performance)
campuran agregat sebagai bahan pembentuk perkerasan jalan. Sampai saat ini, pengaruh zona terlarang terhadap kinerja
campuran aspal belum disepakati secara meluas oleh masyarakat ke-Bina Marga-an diseluruh dunia. Metode peersiapan benda
uji riset digunakan metode Marshall. Variabel riset yang diteliti meliputi: 5 (lima) jenis gradasi, yaitu gradasi alternatif 1
(Cc=1.91), alternatif 2 (Cc=2.34), alternatif 3 (Cc=3.26), alternatif 4 (Cc=5.99) dan alternatif 5 (Cc=7.74). Selang kadar aspal
mencakup 3 (tiga) kadar aspal (4,0%, 4,5% dan 5,0%). Analisa sifat campuran aspal mencakup 2 (dua) kategori yaitu sifat
volumetrik (berat jenis, rongga udara, dan VMA) dan sifat mekanis campuran (stabilitas, flow, Marshall Quotient, modulus
kekakuan, tegangan tarik tidak langsung, dan ketahanan terhadap retak).Hasil evaluasi sifat volumetrik dan sifat mekanis
memperlihatkan bahwa gradasi alternatif 1 (Cc=3.26) yang menerobos zona terlarang menghasilkan sifat-sifat volumetrik dan
mekanis yang baik (γ = 2,478 gr/ml, E = 4185,775 Mpa, Stabilitas = 934,52 kg, σmaks = 1,914 Mpa dan KIC = 459,34 Mpa).
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang buruk untuk pemakaian gradasi menerus yang menerobos zona terlarang.