REKAYASA CAMPURAN FOAMED ASPHALT DI LABORATORIUM
Abstract
Foamed asphalt adalah bahan perkerasan jalan yang ramah lingkungan, pada umumnya dibuat dengan sistem pencampuran
dingin, dan sering digunakan dalam teknologi daur ulang. Sifat campuran yang unik ini menjadi alasan perlunya
dikembangkan prosedur rekayasa pencampuran di laboratorium. Tulisan ini menjelaskan rekayasa pencampuran dalam tiga
hal, yaitu pertimbangan rekayasa, proses rekayasa, dan sebuah studi kasus. Pertimbangan rekayasa pencampuran dikembangkan
berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Sedangkan proses rekayasa pencampuran dijelaskan dalam langkah
demi langkah. Studi kasus menggunakan campuran yang dibuat dari kombinasi agregat limestone dan RAP, dan aspal pen
50/70. Secara keseluruhan hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut. Dalam rekayasa pencampuran foamed asphalt perlu
mempertimbangkan karakteristik foamed bitumen, jenis aspal, kadar foamed bitumen, propertis agregat, kadar air,
proses pencampuran, proses pemadatan, kondisi perawatan dan suhu. Prosedur rekayasa pencampuran diusulkan
dalam tujuh langkah, yaitu (a) menentukan optimum foamed bitumen properties, (b) menyiapkan agregat, (c) proses
pencampuran, (d) proses pemadatan, (e) proses perawatan, (f) uji properti, dan (g) memilih kadar optimum foamed bitumen.
Setelah melaksanakan 7 langkah maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Pada saat produksi foam dipilih suhu pemanasan
aspal hingga 160◦C. Kadar air pembusaan optimum ditemukan sekitar 1,9%. Plasisitas indeks agregat adalah 2,7%.
Maksimum kepadatan kering adalah 2,2 Mg/m3 dan kadar air optimum adalah 4.5%. Semua campuran ditambah air hingga
72% dari kadar air optimum, dicampur menggunakan Hobart mixer, dan dipadatkan menggunakan Marshall Hammer. Semua
benda uji dioven pada suhu 40oC untuk 3 hari. Setelah melalui pengujian ITS, kadar foamed bitumen ditentukan pada angka
2,6%.