Show simple item record

dc.contributor.authorRochman, Abdul
dc.contributor.authorHudi, Sri
dc.date.accessioned2012-09-10T17:34:50Z
dc.date.available2012-09-10T17:34:50Z
dc.date.issued2012-05
dc.identifier.citationDepartemen Pekerjaan Umum. (1982). Peraturan Umum Untuk Bahan Bangunan di Indonesia NI-3 (PUBI 1982), Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. Setyowati, E, W. (2009). ”Penggunaan Campuran Lumpur Lapindo Terhadap Peningkatan Kualitas Genteng Keramik.” jurnal Dinamika Teknik Sipil, program stufi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Sinugroho, G dkk. (1984). Bata Merah sebagai Bahan Bangunan NI-10, Yayasan Dana Normalisasi Indonesia, Bandung. Tjokrodimuljo, K. (1992). Bahan Bangunan, Penerbit Nafiri, Yogyakarta.en_US
dc.identifier.issn1411-8904
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/2012
dc.description.abstractsecara visual, lumpur Lapindo Sidoarjo memiliki bentuk fisik yang hampir sama dengan lumpur pada umumnya. Oleh karena itu, sangat memungkinkan Lumpur Sidoharjo dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan bata merah. Bata merah adalah salah satu komponen bahan bangunan yang dibuat dari tanah dengan atau tanpa campuran bahan-bahan lain, kemudian dibakar dengan suhu yang cukup tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kuat lentur, kuat tekan, kuat geser dan keausan dari bata merah yang dibuat dari lumpur Lapindo. Benda uji bata merah dibuat dengan ukuran 240 mm x 115 mm x 52 mm dengan 6 variasi campuran, dengan jumlah keseluruhan 100 benda uji. Dari penelitian diperoleh hasil yaitu, kuat lentur rata-rata terbesar diperoleh pada variasi campuran 80% lumpur, 15% ladu pasir dan kulit padi 5% (L80- S15-D5) yaitu sebesar 1,240 MPa lebih besar dari bata normal yaitu 1,002 MPa. Kuat tekan rata-rata bata merah terbesar diperoleh pada variasi campuran 100% lumpur (L100), yaitu sebesar 6,956 MPa, nilai ini hampir sama dengan kuat tekan bata merah yang ada di pasaran, yaitu sebesar 6,900 MPa, sehingga termasuk bata merah kualitas tingkat III. Kuat geser ratarata bata merah terbesar diperoleh pada variasi campuran 70% lumpur dan 30 % padi (L70-S30), yaitu sebesar 0,030 MPa, nilai ini lebih besar dari kuat geser bata merah yang ada di pasaran, yaitu sebesar 0,0164 MPa.. Keausan bata merah pada variasi campuran 100% lumpur (L100) sebesar 28,3 %, nilai ini lebih tinggi dari keausan bata merah yang tersedia di pasaran, yaitu sebesar 45,4 %. Dari keseluruhan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, penambahan pasir dan kulit padi berdampak signifikan terhadap kenaikan kuat lentur dan kuat geser bata merah, namun juga sebaliknya berdampak signifikan terhadap penurunan kuat tekan bata merah.en_US
dc.subjectbata merahen_US
dc.subjectkeausanen_US
dc.subjectkuat geseren_US
dc.subjectkuat lenturen_US
dc.subjectkuat tekanen_US
dc.titleTINJAUAN KEKUATAN DAN KARAKTERISTIK BATA MERAH YANG TERBUAT DARI LIMBAH LUMPUR LAPINDO SIDOARJOen_US
dc.title.alternativeSTRENGTH AND CHARACTERISTICS OF RED BRICK MADE OF WASTE SIDOARJO LAPINDO MUDen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record