dc.identifier.citation | Abrams, M.H. 1981. A Glossary of Literary Terms. New York: Holt, Rinehart and Winston. _______. 1979. The Mirror and the Lamp: Romantic Theory and the Critical Tradition. New York: Oxford University Press. Aminuddin. 1990. Pengantar Apresiasi Karya sastra. Bandung: Sinar Baru dan YA3 Malang. Altenbernd, Lynd and Lislie L. Lewis. 1970. A Handbook for the Study of Poetry. London: Collier-Macmillan Ltd. Barthes, Roland. 1973. Mythologies (Trans. Annette Lavers). London: Paladin. Chamamah-Soeratno, Siti. 1991. “Hakikat Penelitian Sastra” dalam Jurnal Gatra Nomor 10/11/12. Yogyakarta: IKIP Sanata Dharma. Chomsky, Noam. 1971. “Deep Structure, Surface Structure, and Semantic Interpretation” dalam Semantics: An Interdisciplinary Reader in Philosophy Linguistics and Psychology.Danny D. Steinberg & Leon A. Jakobovits (Ed.). New York: Cambridge University Press. Culler, Jonatan. 1975. Structuralist Poetics, Structuralism, Linguistics and Study of Literature. London: Routledge & Kegan Paul. _______. 1981. The Pursuit of Signs. London: Routledge & Kegan Paul. Fowler, Roger. 1977. Linguistic and the Novel. London: Methuen & Co Ltd. Hawkes, Terence. 1978. Structuralism and Semiotics. London: Methuen & Co. Ltd. Hough, Graham. 1972. Style and Stilistics. London: Routledge & Kegan Paul. http://id.wikipedia.org/wiki/AhmadTohari (Diakses tanggal 8 September 2007) Junus, Umar. 1984. Resepsi Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia. _______. 1989. Stilistik: Satu Pengantar. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. Leech, Geoffrey N. & Michael H. Short. 1984. Style in Fiction: a Linguistics Introduction to English Fictional Prose. London: Longmann. Pradopo, Rachmat Djoko. 1994. "Stilistika" dalam Jurnal Humaniora Nomor 1, Tahun 1994. _______. 2002. Kritik Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta: Gama Media. Riffaterre, Michael. 1978. Semiotic of Poetry. Bloomington and London: Indiana University Press. Suseno, Franz Magnis. 1984. Etika Jawa Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: PT Gramedia. Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya. Tohari, Ahmad 2003. Ronggeng Dukuh Paruk. (Edisi Baru). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Turner, W. 1977. Stylistics. Harmondsworth Middlesex: Penguin Books. Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusasteraan (Terjemahan Melani Budianto). Jakarta: Gramedia. | en_US |
dc.description.abstract | Kajian ini bertujuan untuk mengungkapkan kearifan lokal (local genius) dalam trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk (RDP) karya Ahmad Tohari (1982; 2003) melalui kajian stilistika dengan pendekatan teori Semiotik dan Interteks. Kajian stilistika RDP ini termasuk kajian stilistika genetik yakni mengkaji stilistika RDP karya Ahmad Tohari. Melalui kajian stilistika akan dideskripsikan wujud performansi style ’gaya bahasa’ RDP yakni pemanfaatan segenap potensi bahasa, eksploitasi dan manipulasi bahasa baik diksi, kalimat, wacana, bahasa figuratif, maupun citraan. Adapun analisis kearifan lokal (local genius) sebagai salah satu gagasan utama dalam RDP akan dilakukan dengan metode pembacaan model Semiotik yakni pembacaan heuristik dan hermeneutik dengan memanfaatkan teori Semiotik dan Interteks.
Berdasarkan kajian stilistika ditemukan bahwa RDP memanfaatkan style ’gaya bahasa’ baik diksi, kalimat, wacana, bahasa figuratif maupun citraan yang memiliki keunikan dan keistimewaan (uniqueness and idiosyncracy) yang khas Tohari dalam rangka menciptakan efek makna dan efek estetik. Melalui kajian Semiotik dan Interteks ditemukan bahwa dalam RDP terkandung nilai-nilai kearifan lokal (local genius) budaya Jawa sebagai pembentuk identitas yang berguna untuk memperkaya budaya bangsa. Nilai kearifan lokal itu antara lain sikap arif menghadapi orang khilaf, hidup dalam keserbawajaran, dan manusia hidup menjadi tokoh wayang dalam cerita yang sudah pakem. Nilai-nilai kearifan lokal tersebut sangat berguna dalam rangka pembangunan karakter bangsa.
Nilai-nilai kearifan lokal dalam RDP memiliki hubungan intertekstual dengan ajaran Islam. Hal itu tidak terlepas dari latar belakang Ahmad Tohari yang hidup dan dibesarkan di lingkungan santri dan pedesaan di pedalaman Banyumas Jawa Tengah. Tohari berhasil memadukan wawasan budaya Jawa dengan ajaran Islam yang ditekuninya melalui jalinan cerita yang memikat dan dengan style ’gaya bahasa’ yang indah dan orisinal. Nilai kearifan lokal tersebut merupakan subkultur budaya Jawa yang merupakan bagian integral kebudayaan nasional. Oleh karena itu, jika nilai-nilai kearifan lokal tersebut dikembangkan secara sistemik dan sistematik niscaya akan dapat memperkaya dan memperkokoh jati diri kebudayaan nasional. Bukan tidak mungkin kearifan lokal tersebut dapat berperan penting dalam pembangunan karakter bangsa. | en_US |