MODEL PENGARUH ATMOSFER AKADEMIK PSIKOLOGIS TERHADAP PERFORMANSI TIM BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI
View/ Open
Date
2010-10Author
Pratisti, Wiwien Dinar
Hertinjung, Wisnu Sri
Moordiningsih
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model situasi psikologis
yang diharapkan mendukung performansi kelompok, khususnya tim-tim belajar
(learning teams) yang belajar untuk memecahkan masalah dan mengambil
keputusan-keputusan di tingkat perguruan tinggi. Permasalahan tentang
perbaikan dan perubahan atmosfer akademik menjadi isu penting dalam
pengembangan lembaga-lembaga pendidikan, khususnya perguruan tinggi.
Atmosfer akademik dalam cakupan ilmu psikologi dikenal sebagai
situasi/iklim psikologis (psychological climate) yang dapat diciptakan dalam
sebuah kelompok/tim untuk menunjang performansi kelompok maupun
organisasi yang lebih besar ke arah yang lebih baik. Dimensi situasi psikologis
yang akan dikaji meliputi 5 hal yaitu: kohesivitas kelompok, otonomi, inovasi,
saling kepedulian dan tekanan/tuntutan dalam kelompok. Performansi
kelompok yang baik dapat diketahui dengan 4 indikator utama yaitu efektivitas,
efisiensi, adanya pembelajaran dan pertumbuhan kelompok serta kepuasan
anggota kelompok
Penelitian tahun kedua ini menggunakan pendekatan kuantitatif serta
analisis deskriptif. Analisis data penelitian menggunakan korelasi Pearson dan
stepwise. Hasil penelitian menunjukkan dimensi yang mendukung akademik
atmosfer adalah kohesivitas kelompok, otonomi, inovasi, kepedulian supervisor,
tekanan/tuntutan dalam kelompok. Dimensi-dimensi tersebut berkorelasi
dengan performansi tim belajar di perguruan tinggi. Semakin kondusif atmosfer
akademik psikologis maka semakin baik performansi tim belajar di perguruan
tinggi. Sedangkan dimensi-dimensi dalam atmosfer akademik meliputi
kohesivitas kelompok, otonomi, inovasi, kepedulian supervisor serta
tekanan/tuntutan dalam kelompok.
Indikator dimensi kohesivitas kelompok dapat dilihat melalui kegiatan
organisasi, kegiatan membaca, ketika berkumpul dengan teman, kegiatan
lapangan, fasilitas yang disediakan, aktivitas kuliah, aktivitas diskusi, aktivitas
belajar kelompok, serta aktivitas belajar dan mengerjakan tugas.
Indikator dimensi otonomi dapat dilihat melalui aktivitas makan dan
kumpul bareng, aktivitas belajar kelompok, aktivitas konsultasi, kegiatan
kampus, seminar, outbond, diskusi, kuliah, kuliah lapangan, praktikum.
Indikator dimensi inovasi dapat dilihat melalui aktivitas belajar,
konsultasi, kuliah, semangat bersama, dan berusaha.
Indikator dimensi kepedulian supervisor dapat dilihat melalui
kompetensi dan pengalaman yang dimiliki supervisor, kemauan supervisor
untuk menggantikan peran orang tua di kampus, mampu berperan sebagai
sumber informasi dan fasilitator, tidak berusaha menjerumuskan mahasiswa,
selalu berusaha memberi motivasi, mampu membimbing, bisa dipercaya serta
punya wibawa.
Indikator dimensi tekanan atau tuntutan dalam kelompok dapat dilihat
melalui perolehan indeks prestasi kumulatif, aktivitas belajar, aktivitas
organisasi, penyelesaian tugas, presensi kehadiran, cepat lulus, ketaatan pada
aturan, SPP, dan aplikasi ilmu.