dc.identifier.citation | Aardema MW. (2001).Uterine arteri Doppler flow and uteroplacental vascular pathology in normal pregnancies and pregnancies complicated by preeclampsia andsmall for gestational age fetuses. Br J Obstet Gynaecol. Arngrimsson R. (2000). Genetic and familial predisposition to eclampsia and preeclampsia in a defined population. Br J Obstet Gynaecol. Basso, O. (2001). Higher risk of pre-eclampsia after change of partner. An. effect of longer interpregnancy intervals. Epidemiology. Biro Pusat Statistik Indonesia. (2003). Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik. Indonesia. Catalyst Consortium. (2002) Optimal Brth Spacing. An Activity of the Catalyst Consortium. www.rhcatalyst.org. Conde-Agudelo, A. (2002). Maternal morbidity associated with interpregnancy interval: cross sectional study. BMJ. Coonrod, D.V. (1995). Risk factors for preeclampsia in twin pregnancies: a population based cohort study. Obstetrics dan Gynecology. Dasuki D. (2000). Preeclampsia-Eclampsia as the single disease and the reproductive risk factors. Berkala Ilmu Kedokteran. Dekker, G.A., Robillard. (2003). The birth interval hypotesis-does it really indicate the end of the primipaternity hypothesis. Journal of Reproductive Immunology. Dekker, G.A.(2004). Etiology of Preeclampsia: An Update. J Med Assoc Thai. Dewi Prihastuti. (2004). Analisis Lanjut SDKI 2002 - 2003, Kecenderungan Prefernsi Fertilitas, Unmetneed dan Kehamilan Tidak Diharpkan di Indonesia. BKKBN, 2004 Esplin MS.(2001). Paternal and maternal components of the predisposition to preeclampsia. N Engl J Med 2001 Family Care International. (2008). Family Care International and Safe MotherhoodInter-Agency Group.Safe Motherhood Fact Sheet: 11 fact sheet prepared from the Safe motherhood Technical Consultation in Srilangka. Holland,WW,. (1985 ). Oxford Textbook of Public Health: Investigative methods in public health. Oxford medical publications. Oxford University Press. Munro P.T. (2000). Management of eclampsiain the accident and emergency departement. J. Accid Emerg Med. Ness RB (1996). Heterogeneous causes constituting the single syndrome of preeclampsia: a hypothesis and its implications. Am J Obstet Gynecol Qiu, C. (2003). Family History of Hipertension and Tipe 2 Diabetes in Relation to Preclampsia Risk. . Pipkin, F.B. (2003). Risk factors for preeclampsia. New England Journal of Medicine. Roberts, J.M., Pearson, G. Cutler, J. dan Linheimer, M. (2003). Summary of the NHLBI Working Group on Research on Hyoertension During Pregnancy. Hypertension. Sibai, B.M.. (1998). Maternal Perinatal Outcome of Conservative Management of Severe Preeclampsia in mid-trimester. American Journal Obstetric and Gynecology. Sibai, B.M. (2000). Prevention of preeclampsia: a big disappointment. American Journal Obstetrics and Gynecology. Skjaerven, R.(2002).The Interval Between Pregnancies and Risk of Preeclampsia. New Enfland Journal . Srinivason, K. (1979). Birth Interval in Analysis in Fertility Surveys Scientific Report. Bombay. India Staftlas E. (2000). Epidemiology of preeclampsia and eclampsia in the United States, Am J Ibstet Gynecol. Suratman,A.I. (2000). Evaluasi Penggunaan Deksametason pada Preeklampsia berat dan eklampsia. Kajian Terhadap Morbiditas dan Mortalitas Maternal. Tesis/Karya Ilmiah Akhir PPDS I Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Trongstad, L.I. (2001). Changing paternity and time since last pregnancy; the impact on pre-eclampsia risk. A study of 547238 women with and without previous pre-eclampsia. International Journal of Epidemiology. | en_US |
dc.description.abstract | Kejadian pre-eklampsia cukup tinggi serta belum pernah dilakukannya
penelitian mendorong peneliti untuk melakukan penelitian. Tujuan penelitian
untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu bersalin meliputi usia, paritas dan
interval persalinan dengan kejadian pre-eklampsia. Desain penelitian yang
digunakan adalah case control dengan pendekatan kuantitatif. Kelompok kasus
adalah ibu melahirkan dengan pre-eklampsia sedangkan kelompok kontrol adalah
ibu melahirkan tidak dengan pre-eklampsia. Sampel penelitian dengan total
sampling yaitu 175 kasus dan 175 kontrol dengan kriteria inklusi yaitu 1).
Kehamilan tunggal, 2). Data Rekam Medik lengkap. Kriteria eksklusi pada ibu
dengan 1). Kehamilan ganda, 2). Data Rekam Medik tidak lengkap, 3). Penyakit
diabetes mellitus, 4). Jantung, 5). Ginjal.
Analisa data menggunakan analisa univariat secara deskriptif dengan
melihat presentase data dalam tabel distribusi frekuensi. Analisis multivariat,
dengan regresi logistic dengan tingkat kemaknaan sebesar p<0,05 dan nilai OR
diambil dari nilai eksponent β dengan confidence interval (CI) 95 persen. Total
data sejumlah 350 terdiri dari 175 kasus mengalami pre-eklamsia dan 175 kontrol
(tidak mengalami pre-eklamsia).
Hasil penelitian menunjukkan kejadian pre-eklampsia terjadi paling
banyak dialami oleh ibu dengan interval persalinan ≥ 5 tahun dibandingkan ibu
dengan interval persalinan < 5 tahun, dan usia ≥ 35 tahun dibandingkan ibu
dengan usia < 35 tahun. Frekuensi ibu pre-eklampsia dengan multipara lebih besar
dibandingkan tidak preeklampsia. Semakin panjang jarak kelahiran anak (≥5
tahun), semakin besar resiko untuk mengalami pre-eklamsia. Semakin banyak
umur ibu (≥ 35 tahun) beresiko semakin besar untuk mengalami pre-eklamsia.
Paritas berhubungan dengan kejadian preeklampsia, ibu primipara beresiko lebih
besar mengalami pre-eklampsia. | en_US |