PENGEMBANGAN AGEN FITOTERAPI ASAM URAT DARI BEBERAPA TUMBUHAN OBAT INDONESIA UNTUK PENINGKATAN KAPASITAS BAHAN ALAM OBAT MENJADI PRODUK OBAT HERBAL TERSTANDAR (OHT)
View/ Open
Date
2010-11Author
M., Muhtadi
Sutrisna, EM.
W, Nurcahyanti
Suhendi, Andi
Metadata
Show full item recordAbstract
Telah dilakukan pengujian aktivitas antihiperurisemia secara in vivo dan pemeriksaan standar umum dari ekstrak daun salam (Syzigium polynthum Walp). Ekstraksi daun salam dilakukan dengan pelarut air, dengan cara serbuk kering daun salam, direbus dengan air hingga volume menjadi separuhnya, lalu disaring dan diperas. Filtrat selanjutnya dikeringkan dengan cara diuapkan dengan bantuan vacuum evaporator dan vacuum oven. Ekstrak kering daun salam, lalu dilakukan pengujian praklinik antihiperurisemia secara in vivo terhadap mencit putih jantan galur Balb-C yang diinduksi dengan potasium oksonat dosis 250 mg/kgBB. Hasil pengujian praklinik antihiperurisemia menunjukkan bahwa ekstrak tunggal daun salam dosis 200 mg/kgBB memiliki efek menurunkan kadar asam urat yang cukup signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar asam urat dalam serum setelah perlakuan adalah sebesar 0,640, sedangkan nilai kadar asam urat dalam kontrol negatif dan positif, masing-masing sebesar 3,10 dan 0,200. Ekstrak air daun Salam, juga telah dilakukan standarisasi ekstrak dengan prosedur uji berdasarkan materia medika Indonesia dan parameter standar umum ekstrak tumbuhan obat yang disarankan oleh BPOM RI, yang meliputi parameter non spesifik dan spesifik. Hasil penetapan kadar fenolat total dalam ekstrak daun salam dengan metode Folin Ciocalteu sebesar 1,083% dan kandungan total flavonoid yang dilakukan secara kolorimetri dengan spektrofotometri visibel, diperoleh kadar rata-rata sebesar 0,196%.