EFEK PENAMBAHAN BERBAGAI PENINGKAT PENETRASI TERHADAP PENETRASI PERKUTAN GEL NATRIUM DIKLOFENAK SECARA IN VITRO
Abstract
Natrium diklofenak merupakan suatu anti radang non steroid yang digunakan pada
pengobatan osteoarthritis dan rheumatoid arthritis. Untuk mengurangi efek iritasi pada saluran
cerna, natrium diklofenak diberikan melalui rute transdermal. Fluks obat melalui membran
kulit dapat ditingkatkan dengan senyawa peningkat penetrasi. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui efek penambahan berbagai peningkat penetrasi terhadap penetrasi
perkutan natrium diklofenak dalam sediaan gel secara in vitro dibandingkan dengan formula
pembanding yaitu natrium diklofenak merk dagang (voltaren).
Lima formula sediaan gel menggunakan basis HPMC mengandung 1% b/b sodium
diklofenak. Formula 1 tanpa peningkat penetrasi, formula 2, 3, dan 4 berisi asam oleat,
tween 80 dan propilen glikol pada setiap formula. Sediaan gel dievaluasi pada viskositas,
pH, keseragaman kandungan natrium diklofenak, pengamatan pertikel dan uji difusi
melalui kulit membran dengan menggunakan metode flow trough.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan peningkat penetrasi dapat
menurunkan viskositas sediaan gel natrium diklofenak. pH sediaan gel natrium diklofenak
dipengaruhi oleh adanya penambahan peningkat penetrasi yang berbeda. Kadar natrium
diklofenak dalam sediaan gel memenuhi persyaratan. Pada semua formula natrium
diklofenak dalam keadaan terlarut dalam basis gel. Peningkat penetrasi dapat meningkatkan
total jumlah natrium diklofenak yang terdifusi pada asam oleat naik 3,26 kali dibanding
tanpa peningkat penetrasi, demikian juga tween 80 dan propilen glikol mengalami kenaikan
1,63 dan 2,85 kali. Kecepatan difusi pada asam oleat dan propilen glikol masing-masing
naik sebesar 2,62 kali dari pada tanpa peningkat penetrasi, demikian juga tween 80 naik
sebesar 1,75 kali. Total jumlah natrium diklofenak yang terdifusi pada formula yang
menggunakan asam oleat naik sebesar 1,24 kali dibanding dengan merk dagang, tetapi merk
dagang memiliki kecepatan difusi melalui kulit yang lebih tinggi.