Show simple item record

dc.contributor.authorYuliani, Ratna
dc.contributor.authorMaryati
dc.date.accessioned2013-02-01T05:12:28Z
dc.date.available2013-02-01T05:12:28Z
dc.date.issued2008-10
dc.identifier.citationAnonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi keempat, 3, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonima, 2007, Drymoglossum piloselloides (L.) C. Presl, (online), (http:// www.biologie.uni-ulm.de/cgi-bin/query-all, diakses 2 Oktober 2007). Anonimb, 2007, Kanker Payudara, (online), (http://www.id.wikipedia.org, diakses pada 27 Januari 2008). Anonimc, 2007, Kanker, (online), (http://www.wikipedia.org/wiki/kanker, diakses 2 Oktober 2007). Anonim, 2008, Penyebab dan Resiko Terjadinya Kanker, (online), (http://www.indonesiaindonesia .com, diakses pada 29 Januari 2008) Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Ibrahim, F., Edisi keempat, 607-608, Universitas Indonesia Press, Jakarta. Dalimartha, S., 2002, Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Kanker, 11, 83, Penebar Swadaya, Jakarta. Da’i, M., 2003, Uji Aktivitas Antiproliferatif Pentagamavunon-0 terhadap Sel Ragi, Sel HeLa, Sel Meyloma, Tesis, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta. Fessenden, R. J., and Fessenden, J. S., 1994, Kimia Organik, diterjemahkan oleh Pudjaatmaka, A. H., Erlangga, Jakarta. Freshney, R. L., 1986, Animal Cell Culture, a Practical Approach, 1st Ed., IRL Press, Washington D.C. Harborne, J. B., 1996, Metode Fitokimia (Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan), ITB, Bandung. Hariana, A., 2006, Tumbuhan Bahan Obat dan Khasiat Seri 3, Penebar Swadaya, Jakarta. King, R. J. B., 2000, Cancer Biology, 2nd Ed., Pearson Education Limited, London. Maryati, 2006, Mekanisme Antiproliferatif Isolat Flavonoid Daun Sambung Nyawa (Gynura procumbens (Lour.) Merr.) terhadap sel T47D, Tesis, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta.Mostmann, T., 1983, Rapid Colorimetric Assay for Cellular Growth and Survival: Application to Proliferation and Cytotoxicity Assay, J. Immunological Methods. Mulyadi, 1997, Kanker: Karsinogen dan Anti Kanker, Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta. Nafrialdi dan Gan, S., 1995, Farmakologi dan Terapi: Antikanker, edisi 4, bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Sukardja, I. D. G., 2000, Onkologi Klinik, 43-44, Erlangga University Press, Surabaya. Sumastuti, R., Sonlimar, 2007, Efek Sitotoksik Ekstrak Buah Daun Mahkotadewa [Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.] terhadap Sel HeLa, (online), (http:// www.tempo.co.id, diakses 2 Oktober 2007). Supardjan, A. M., dan Meiyanto, E., 2002, Efek Antiproliferatif Pentagamavunon- O Terhadap Beberapa Sel Kanker, Laporan Penelitian, Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tada, H., Siho, O., Kuroshima, K., Koyama, M., and Tsukamoto, K., 1986, An Improved Colorimetric Assay for Interleukin 2, J. Imunological Methods, 93, 1116-1121. Tjindarbumi, D. and Mangunkusumo, R., 2002, Cancer in Indonesia, present and future, Jpn. J. Clin. Oncol., 32 (supplement 1), S17-S21. Voight, R., 1994, Buku Pengantar Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh Soedani, N., Edisi V, UGM Press, Yogyakarta. Windono, T., Seo, E. K., Han, A. R., Jang, D. S., Parfati, N., Palupi, S., 2005, Skrining Efek Antiproliferatif Tumbuhan Obat Indonesia terhadap Beberapa Sel Kanker Manusia, Artocarpus, 5, 1411-8734.en_US
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/2644
dc.description.abstractKanker payudara banyak diderita kaum wanita di Indonesia setelah kanker leher rahim. Saat ini masih banyak pengobatan kanker yang efeknya belum memuaskan, sehingga perlu dicari alternatif pengobatannya. Salah satu tanaman yang diduga mempunyai efek sebagai antikanker adalah sisik naga (Drymoglossum piloselloides Presl.), yang secara empiris digunakan oleh masyarakat sebagai obat kanker payudara. Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efek sitotoksik ekstrak etanol 70 % herba sisik naga terhadap sel kanker payudara T47D. Ekstraksi serbuk herba sisik naga dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70 %. Metode yang digunakan dalam uji sitotoksik ini adalah metode MTT dengan menggunakan 5 seri konsentrasi ekstrak yaitu 500 µg/ml, 250 µg/ml, 125 µg/ml, 62,5 µg/ml, dan 31,25 µg/ml. Setelah sel diinkubasi selama 24 jam dan ditambah MTT, MTT yang berwarna kuning direduksi menjadi formazan yang berwarna ungu oleh enzim reduktase pada mitokondria sel hidup. Warna ungu ini selanjutnya dideteksi serapannya secara spektrofotometri menggunakan ELISA reader pada panjang gelombang 595 nm. Hasil absorbansi menggambarkan banyaknya sel hidup. Parameter yang digunakan adalah IC50 (Inhibitory Concentration 50). Hasil uji sitotoksik menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70 % herba sisik naga tidak mempunyai efek sitotoksik terhadap sel T47D.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Muda 2009en_US
dc.publisherlppmumsen_US
dc.subjectDrymoglossum piloselloides Preslen_US
dc.subjectT47Den_US
dc.subjectsitotoksiken_US
dc.titleUJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL 70% HERBA SISIK NAGA (Drymoglossum piloselloides [L.] Presl.) TERHADAP SEL T47Den_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record