Kesantunan Berbahasa dalam Perspektif Sosiolinguistik
Abstract
Karena kegalauan terhadap kesantunan berbahasa generasi
muda sekarang yang memprihatinkaan para linguis, pragmatisi,
sosiopragmatisi, maupun sosiolinguis banyak yang memperhatikan,
dengan menempatkan kesantunan berbahasa sebagai fenomena baru.
Zainurrahman (2011) mengemukakan, bahwa kesantunan dalam
berbahasa mungkin meru- pakan horison baru dalam berbahasa.
Sampai saat ini kesantunan berbahasa belum dikaji dalam konstelasi
linguistik; terkecuali dalam telaah pragmatik. Memperhatikan
pandangan tersebut, pada forum seminar ini, disajikan konsep
kesantunan berbahasa dari berbagai perspektif. Salah satunya, pada
makalah ini disampaikan kesantunan berbahasa dalam perspektif
sosiolinguistik.
Dalam kajian sosiolinguistik khususnya, terdapat konsep kajian
hubungan antara bahasa yang dengan masyarakat yang heterogen.
Bahasa yang bervariasi tampaknya dapat dimaknai, ‘tuturan yang
beraneka ragam didasarkan pada suasana formal dan nonformal,
adanya bilingual atau multilingual, bahasa daerah, bahasa nasional
maupun bahasa internasional, sehingga timbul ragam bahasa standar,
nonstandar, ilmiah, sastra, santai maupun formal, tingkat tutur
rendah, madya, maupun tinggi dengan berbagai keunikan dan
problem penggunaannya'. Masyarakat pemakai bahasa yang
heterogen, di antaranya tampak pada heterogenitas dalam hal agama,
adat, budaya, tingkat dan bidang kajian ilmu yang digeluti.