Peningkatan Kompetensi Guru Dan Dosen Bahasa Dan Sastra Indonesia Sebagai Upaya Penguatan Jati Diri Bangsa Di Era Global
Abstract
“Guru dan dosen adalah sosok yang digugu dan ditiru! Seorang
guru dan dosen harus peka, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.
Guru dan dosen harus mendidik dengan hati, selalu mengamati,
memodifikasi, dan menginovasi model-model pembelajaranya di kelas dan
di luar kelas dengan berbagai media inovatif yang memadai dan
menyenangkan”
Sosok guru dan dosen adalah profesi yang mulia sepanjang
diniati untuk ibadah. Seorang guru dan dosen tidak dapat terlepas
dari keterampilan berbicara, baik di dalam kelas dan luar kelas. Alam
menjadi mendia pembelajaran dan pengayaan guru dan dosen. Alam
memiliki berbagai konteks pembelajaran bagi guru dan dosen. Guru
dan dosen memerlukan kepiawean berbiara, baik dengan peserta didik
maupun teman sejawat. Terkait dengan keterampilan berbicara ini,
berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
bahasa, untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan
atau perasaan secara lisan (Brown dan Yule, 1983). Berbicara sering
dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial,
karena berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang
memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologist dan
linguistik secara luas. Banyaknya faktor yang terlihat di dalamnya, menyebabkan orang beranggapan, bahwa bicara merupakan kegiatan
yang kompleks. Dengan demikian, keterampilan dan kepiawean
berbicara sangat diperlukan oleh setiap guru dalam pembelajaran,
khususnya guru dan dosen bahasa Indonesia.