dc.identifier.citation | Budihardjo, Eko, 1997, Tata Ruang Perkotaan, Bandung: PT. ALUMNI. Budihardjo, Eko, 1997, Lingkungan Binaan dan Tata Ruang Kota, Yogyakarta: Penerbit Andi. Carpina, Yessy, 2009, “Penerapan arsitektur Hijau”, Proceding Lokal Wisdom, UNMER, Malang Futurarc New Architecture 4th quarter 2007 volume 7, Green Spaces Residental, Singapore: BCI Asia Construction Information Pte. Ltd., 2007 Melville C. Branch, 1996. Perencanaan Kota Komprehensif Pengantar dan Penjelasan, Jakarta: Gadjah Mada University Press, Respati Wikantiyoso, 2005, Paradigma Perencanaan dan Perancangan Kota, Malang: Group Konservasi Arsitektur dan Kota. Rumah Ide, “Sustainable Construction”, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007. Wahyudi, Agung, 2009, “Perancangan Bangunan Tradisional Sunda sebagai Pendekatan Kearifan Lokal, Ramah Lingkungan dan Hemat Energi”, Proceding Lokal Wisdom, UNMER, Malang | en_US |
dc.description.abstract | Disain dengan pendekatan ekologis memang dapat dipahami sebagai disain yang ramah
akan lingkungan. Di abad 21, pemahaman akan ekologis tidak terlepas dari pemahaman
“Sustainable-development” yang ditegaskan dalam Agenda 21, sebuah program PBB
(1992) yang intinya bertujuan untuk menjaga keutuhan bumi agar tidak hanya digunakan
menjadi ruang hidup bagi generasi sekarang saja tetapi juga menjadi ruang hidup bagi
generasi yang akan datang. Ajaran religius yang menyerukan untuk menjaga alam, tertuang
dalam ayat Ar Rum, 41 : “Telah timbul kerusakan-kerusakan di daratan dan di lautan
disebabkan perbuatan tangan manusia itu sendiri, sehingga Alloh merabakan kepada
mereka sebagian dari pembalasan dosanya; Semoga mereka kembali ke jalan yang benar”
dan ayat Al Baqarah, 2: Bila dikatan kepada mereka; janganlah kamu membuat kerusakan
di muka bumi! Mereka menjawab; sesungguhnya kami adalah orang-orang yang baik
belaka”
Sustainable-development banyak diwujudkan dalam berbagai bidang yang luas, termasuk
dalam disain seperti disain produk, disain interior dan tentunya disain arsitektur. Hasil akhir
dari wujud “arsitektur” harus menggunakan energi yang seminimal mungkin dan ramah
lingkungan. Karena itu pendekatan ekologis dalam arsitektur sangat perlu melibatkan 3 hal
dalam sustainable-development, yaitu ecological, economis dan social. Dipandang dari
kaca mata disiplin arsitektur, maka ketiga hal tersebut haruslah tercermin dalam hasil akhir
kenampakan visual yang tampak nyata. Maka dalam makalah ini bertujuan untuk
membahas pengaruh penerapan ekologis dalam disain arsitektur terhadap penampilan suatu
bangunan yang dikenal sebagai langgam arsitektur.
Untuk membahas wacana ini lebih lanjut maka digunakan metode diskriptif tentang
beberapa karya arsitektur yang sudah terbangun dengan menggunakan konsep ekologis.
Bahasan-bahasan didasarkan hasil perenungan yang didapat dari pengalaman mendisain
yang sudah dialami dalam proses disainnya. Sebagaimana kita ketahui, proses disain
dimulai dari gagasan awal, dilanjutkan dengan studi kelayakan,kemudian analisis
permasalahan desain, pencarian solusi disain, pengembangan detail disain, hingga
pembangunan dan pemakaian disain arsitektur. | en_US |