dc.identifier.citation | Andre Paguler (1988), Surface flows during high floods in towns, Institut National des Sciences Appliquées) de Lyon, Perancis Chanson, H (2004), Enviromental Hydraulics of Open Channel Flow, Elsevier E.Mignot dkk (2003),Impac Flood Propagation Case study The flooding of sumacarcel after Tous Dam Break Semagref France, Impact Project Workshop, Louvain le Neuve, Belgia Kaceniauskas (2005), Dam break flow simulation by the pseudeo concentration method, Jurnal mechanica, Vildinius, Geldiminas Technical University, Lithuania Sleigh and Goodwill, 2000, The St Venant Equation, School of Civil Engineering, University of Leed, England Suares Frazao dkk (2000), Dam break flow in a channel with sudden enlargement, congress XXX IAHR, Thesaloniki, YunaniZaver Boskus dan Ali Kasap (1997), Comparison of Physical and Numerical Dam-Break Simulations, Jurnal of Engineering & Sciences, Thesis in Civil Engineering at Middle East Technical,University, Ankara-Turkey. | en_US |
dc.description.abstract | Model numerik routing banjir bertujuan untuk memprediksi kelakuan penjalaran gelombang banjir unsteady flow di lapangan. Pemahaman tentang teknik numerik yang diaplikasikan ke dalam komputasi hidrolik sangat menunjang untuk memajukan sistem peringatan banjir serta pengendalian banjir di Indonesia. Penelitian ini berusaha memodelkan aliran unsteady 1D dengan salah satu metode numerik, yaitu metode karakteristik. Model simulasi ini akan di aplikasikan pada kasus perambatan gelombang banjir di flume.
Pemodelan aliran 1 D mennsimulasikan penjalaran gelombang banjir di flume, dengan panjang flume
9.0m, kekasaran manning = 0.01 m1/3.s, lebar flume 40 cm, So =0.0001 dan syarat batas hulu merupakan banjir yang telah disetting penulis serta syarat batas hilir merupakan aliran kritis (terjunan).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk tahapan waktu (∆t = 0.25 s) kondisi hasil hitungan routing banjir tidak stabil, dengan bilangan Courant (Cr) berkisar 0.9902 s/d 1.6865. Sementara pada hasil routing pada ∆t = 0.22 s, ∆t = 0.20 s, ∆t = 0.18 s juga menunjukkan ketidakstabilan numerik. Secara umum terjadi osilasi debit routing maupun kedalaman air routing terutama pada pias 10, 15, 20 dan pias 30. Hasil routing dengan ∆t = 0.16 s menunjukkan kestabilan numerik dengan tidak terjadi goncangan hitungan di sepanjang pias (pias 1 s/d pias 45). | en_US |