dc.identifier.citation | Anonim, (2003), “Annual Book of ASTM Standards” section 4, Volume 04 08, ASTM International Barr Harbor Drive, West Conshohocken, PA 19428-2959. Bowles, J.E., (1984), “Physical and Geotechnical Properties of Soils”, Second Edition, McGraw-Hill, Singapore. Craig, R.F., (1991), “Mekanika Tanah”, Terjemahan oleh Budi Susilo, Penerbit Erlangga, Jakarta. Hardiyatmo, H.C., (2002), “Mekanika Tanah I”, PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta. Ingles, O.G. dan Metcalf, J.B., (1972), “Soil Stabilization Principles and Practice”, Butterworths Pty. Limited, Melbourne. Kezdi. A, (1979), “ Stabilized Earth Roads”, Elsevier Science Publishing Company, New York. Sukirman, S., (1995), “Perkerasan Lentur Jalan Raya”, Penerbit Nova Bandung. | en_US |
dc.description.abstract | Perkerasan jalan diletakkan di atas tanah dasar sehingga mutu konstruksi perkerasan tidak lepas dari sifat tanah dasar. Konstruksi jalan yang dibangun di atas tanah lempung ekspansif sering mengalami kerusakan, misalnya : jalan akan retak, bergelombang atau terjadi penurunan badan jalan sehingga jalan akan mengalami kerusakan sebelum mencapai umur rencana. Untuk mengatasi kondisi lempung ekspansif yang kuat dukungnya sangat dipengaruhi kadar air dilakukan perbaikan dengan cara stabilisasi, salah satunya adalah dengan penambahan kapur. Pada pekerjaan stabilisasi lempung-kapur, waktu antara pencampuran dan pemadatan adalah 24 jam (Ingles dan Metcalf, 1972), hal ini disebabkan proses sementasi yang terjadi antara kapur dan air perlu waktu yang cukup lama. Pada pekerjaan stabilisasi lempung-kapur di lapangan terkadang terjadi penundaan pekerjaan yang mengakibatkan waktu antara pencampuran dan pemadatan lebih dari 24 jam. Sebaliknya untuk mengejar target pelaksanaan pekerjaan supaya proyek cepat selesai juga memungkinkan waktu antara pencampuran dan pemadatan tanah lempung-kapur dilakukan sebelum 24 jam. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas penambahan semen terhadap nilai CBR (California Bearing Ratio) tanah lempung yang distabilisasi dengan kapur untuk subgrade jalan raya jika waktu antara pencampuran dan pemadatan dilakukan sebelum 24 jam. Metode yang digunakan adalah mencampur tanah asli dari Tanon, Sragen dan kapur dengan persentase penambahan 0%, 5%, 8%,12% serta penambahan kapur + semen 2% dan 4% terhadap berat kering tanah. Uji CBR laboratorium ditinjau terhadap perawatan 3 hari dengan variasi waktu pemeraman (waktu antara pencampuran dan pemadatan)
24 jam dan sebelum 24 jam (yaitu 2 jam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai CBR tanah lempung – kapur pada waktu pemeraman kurang dari 24 jam cenderung lebih kecil dibandingkan Nilai CBR tanah lempung – kapur pada waktu pemeraman 24 jam. Sementara itu nilai CBR tanah lempung – kapur dengan penambahan semen pada waktu pemeraman kurang dari 24 jam cenderung lebih besar dibandingkan nilai CBR tanah lempung – kapur pada waktu pemeraman kurang dari 24 jam tanpa penambahan kapur, sehingga penambahan semen sangat efektif pada Stabilisasi Tanah Lempung – Kapur apabila pada pekerjaan pemadatan Stabilisasi Tanah Lempung - Kapur di lapangan diinginkan terjadi percepatan pemadatan di lapangan guna mengejar target pelaksanaan pekerjaan. | en_US |