Show simple item record

dc.contributor.authorAsroni, Ali
dc.date.accessioned2013-11-08T08:00:05Z
dc.date.available2013-11-08T08:00:05Z
dc.date.issued2012-12-18
dc.identifier.citation............, 2002. Tatacara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SK SNI 03-2847-2002, Panitia Teknik Standardisasi Bidang Konstruksi dan Bangunan, Bandung. Asroni, A. 2009. Struktur Beton Lanjut, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Asroni, A. 2010. Balok Dan Pelat Beton Bertulang, Cetakan pertama, P.T. Graha Ilmu, Yogyakarta. Asroni, A. 2010. Kolom, Fondasi Dan Balok ”T” Beton Bertulang, Cetakan pertama, P.T. Graha Ilmu, Yogyakarta. DPMB, 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia Tahun 1971, PBI-1971, Dinas Pekerjaan Umum, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. DSN, 1989. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah Dan Gedung, SNI 03-1727-1989, UDC, Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta. Kardiyono dan Budihardjo, 1980. Distribusi Momen Dengan Cara C.T. Morris (Cara Cross Pada Portal Dengan Satu Tabel), Teknik Sipil, UGM, Yogyakarta. Kardiyono, 1981. Teknologi Gempa, Bahan Kuliah Teknik Sipil, UGM, Yogyakarta. Kimpraswil, 2002. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung, Departemen Pemukiman Dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian Dan Pengem-bangan Pemukiman Dan Prasarana Wilayah, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tek-nologi Pemukiman, Bandung. Vis, W.C. dan Kusuma, G.H., 1993. Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI T-15-199103, Seri Beton 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.en_US
dc.identifier.issn1412-9612
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/3780
dc.description.abstractTujuan penelitian ini untuk memperoleh perbandingan antara hasil perencanaan portal beton bertulang yang direncanakan dengan sistem elastik penuh dan daktail penuh dalam hal kebutuhan volume beton dan berat tulangan. Pada penelitian ini direncanakan struktur portal tiga lantai untuk gedung perkantoran yang terletak di wilayah gempa satu dengan dua sistem perencanaan. Perencanaan pertama menggunakan sistem elastik penuh, dan perencanaan kedua menggunakan sistem daktail penuh. Kombinasi beban (beban mati, beban hidup, dan beban gempa) diberikan pada portal-portal untuk diteliti. Kombinasi beban tersebut mengikuti peraturan beton di Indonesia (Tatacara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002). Dimensi portal (balok, kolom, sloof, dan fondasi) serta penulangannya direncanakan dengan baik/cukup untuk mendukung beban-beban yang bekerja. Berdasarkan dimensi dan penulangan portal yang diperoleh, maka dapat dibandingkan jumlah volume beton dan berat tulangan yang dibutuhkan pada kedua sistem perencanaan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume beton yang diperlukan untuk pembuatan portal (pembuatan balok, kolom, sloof, dan fondasi) pada perencanaan dengan sistem elastik penuh lebih boros daripada perencanaan dengan sistem daktail penuh, dengan kelipatan 1,280 kali, sedangkan berat tulangan yang diperlukan pada perencanaan dengan sistem elastik penuh sedikit lebih hemat daripada perencanaan dengan sistem daktail penuh, dengan kelipatan 0,996 kali.en_US
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartaen_US
dc.subjectberat tulanganen_US
dc.subjectberat tulanganen_US
dc.subjectdaktail penuhen_US
dc.subjectelastiken_US
dc.subjectportalen_US
dc.subjectvolume betonen_US
dc.titleKebutuhan Material pada Perencanaan Portal Gedung Beton Bertulang di Wilayah Gempa 1 dengan Sistem Elastik dan Daktail Penuhen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record