PERAJANG MEKANIK KRIPIK
Abstract
Proses pembuatan kripik tempe dengan perajangan manual mempunyai
banyak kelemahan yaitu waktu proses lama, tebal sayatan tidak bisa seragam,
permukaan sayatan bergelombang. Perajangan dengan penyayatan manual dapat
digantikan menggunakan perajang mekanik yang prinsip kerjanya berdasarkan
mekanisme gerak engkol peluncur dengan pemotong sirkel (circle cutter).
Penelitian ini bertujuan mencari cutting speed dan feeding speed yang optimum
pada pemotongan tempe menjadi kripik tempe dengan ketebalan tertentu.
Penelitian dilakukan dengan membuat alat perajang mekanik yang meng-gunakan
prinsip kerja mekanisme engkol peluncur, circle cutter diputar oleh sebuah motor
listrik yang dapt diatur putarannya dengan mengganti pulley transmisi. Sedangkan
putaran engkol yang merupakan gerak feeding diputar oleh sebuah motor listrik
yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa grafik hubungan antara
cutting speed dan kuantitas sayatan menunjukkan bahwa peningkatan cutting
speed menghasilkan peningkatan kuntitas sayatan. Percobaan dengan lima variasi
kecepatan cutting speed mendapatkan hasil kualiatas sayatan yang sama yaitu
secara visual permukaan keping hasil sayatan halus, sedangkan kuantitas terbesar
dicapai pada cutting speed 19.927 mm/s. Diperkirakan kuntitas hasil keping
sayatan akan terus meningkat dengan ditingkatkannya cutting speed. Percobaan
dihentikan sampai cutting speed 19.927 mm/s karena muncul serpihan sayatan
yang berbentuk slurry dan mengotori sekeliling alat. Hasil yang optimum pada
penelitian ini dicapai pada cutting speed 18.394 mm/s dengan kuantitas sayatan
11 keping, pada kondisi ini serpihan sayatan belum mengganggu operasional.
Ukuran bahan tempe yang disayat memiliki ketebalan 20 mm, bila hasil sayatan
dibuat setebal 1,5 mm, maka satu buah bahan tempe kotak akan dihasilkan
sayatan, 13
5 , 1
20≈ keping.