Show simple item record

dc.contributor.authorAdab, Gugus
dc.contributor.authorRahma, Awiya
dc.contributor.authorYuwono, Susatyo
dc.date.accessioned2013-12-12T08:11:35Z
dc.date.available2013-12-12T08:11:35Z
dc.date.issued2013-06-01
dc.identifier.citationAdab, G., dkk. (2012). Budaya manut dalam pengambilan keputusan di Jawa. Jurnal. Fakultas Psikologi UMS Al- Qur’an Digital Versi 2.1. (2004). Bratawijaya, T. W. (1997). Mengungkap dan mengenal budaya Jawa. Jakarta : PT. Anem Kosong Anem Dzar, M. M. bin Abi dan As-Sadat‟, Jami. (2004). Penghimpunan kebahagiaan : kiat- kiat mudah dalam memberantas sifat buruk dan menyembuhkan penyakit hati. Penerjemah Ilham Mashuri dan Sinta Nuzuliana. Jakarta : Lentera. Hardjowirogo, M. (1989). Manusia Jawa. Jakarta : CV. Haji Masagung http://id.wikipedia.org/wiki/Slamet_Rijadi (diakses tanggal 18 Mei 2013) Hurlock, E. B.(2004). Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Alih Bahasa : Istiwidayanti & Soedjarwo). Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit Erlangga. Murwani, Suli H. (2007). Kebahagiaan itu ada di Semarang. Diakses dari http://web.bisnis.com/artikel/2id596.html (diakses tanggal 17 Mei 2013) Taylor, Shelley E., dkk. (2009). Psikologi sosial. Jakarta : Kencana Utomo, S. S. (2007). Kamus lengkap bahasa Jawa. Yogyakarta: Kanisius Sairin, S. (2002). Perubahan sosial masyarakat Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sarwono, S.W. dan Meinarno, E.A. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika Suseno, F.M. (2003). Etika Jawa : sebuah analisa falsafi tentang kebijaksanaan hidup Jawa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utamaen_US
dc.identifier.isbn9789796361533
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/3956
dc.description.abstractMasyarakat Jawa merupakan masyarakat yang menjunjung tinggi tradisi dan tata krama dalam berkeluarga. Salah satunya adalah karakter manut atau perilaku menurut, patuh merupakan karakter yang sudah membudaya di kalangan masyarakat Jawa. Pada masyarakat Jawa, orang tua sangat mengharapkan anak manut terhadap keputusan atau nasehat orang tua. Di sisi lain terjadi perubahan sosial budaya ketika anak sudah semakin kritis untuk berfikir tentang sesuatu hal. Seseorang bisa saja merasa bahwa manut dapat membahagiakan dirinya karena manut merupakan perwujudan sikap sopan santun yang menguntungkan. Namun seseorang bisa saja merasa bahwa manut tidaklah membahagiakan. Tujuan dalam penelitian ini untuk memahami dan mendeskripsikan perilaku manut yang dapat membuat bahagia maupun tidak bahagia orang- orang pada masyarakat Jawa, sekaligus menempatkan posisi perilaku manut pada konteks yang tepat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan kuesioner terbuka yang berisikan aitem pertanyaan mengenai alasan manut yang dapat membuat bahagia orang- orang pada masyarakat Jawa. Data didapatkan dari 274 responden masyarakat Jawa yang berdomisili di Surakarta. Analisis data dilakukan dengan membuat kategorisasi dan frekuensi tema- tema yang muncul. Beberapa hasil penelitian didominasi oleh responden yang menunjukkan kesetujuan manut dapat membuat bahagia yaitu responden merasa ketika manut untuk hal kebaikan, tergantung pada situasi dan kondisi tertentu, dan manut dapat memperoleh kebahagiaan. Beberapa responden menunjukkan ketidak setujuan bahwa perilaku manut dapat membuat bahagia yaitu apabila terjadi perbedaan pendapat dan tidak ditemukan kesepakatan, dapat membatasi kreativitas, dan bila manut dalam hal keburukan dapat menyengsarakan hidup.en_US
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartaen_US
dc.subjectmanuten_US
dc.subjectbahagiaen_US
dc.subjectmasyarakat jawaen_US
dc.titleBahagiakah Kalau Manut? : Studi Perilaku Kepatuhan pada Masyarakat Jawaen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record