Peningkatan Toleransi Melalui Budaya Tepa Salira (Pengembangan Model Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal)
Abstract
Abstraksi. Pendidikan karakter bertujuan membentuk kepribadian seseorang melalui
pendidikan budi pekerti dan pembelajaran nilai-nilai hidup. Toleransi merupakan salah satu
nilai-nilai hidup yang penting bagi setiap anak untuk hidup rukun dan harmonis dalam
kemajemukan masyarakat Indonesia. Budaya Jawa yang mengedepankan kerukunan dan
keharmonisan sosial tentu saja memiliki nilai-nilai budaya yang menunjang terwujudnya hal
tersebut, salah satu diantaranya adalah tepa sarira. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
peningkatan sikap dan perilaku toleransi pada anak usia Sekolah Dasar melalui penerapan
model pendidikan karakter yang berbasis budaya tepa sarira. Desain dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan quasi eksperimen dengan bentuk pretest-posttest one-group design
experiment (before and after only with no control design). Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas atas Program Inklusi di SD Al Firdaus Surakarta sebanyak 88 siswa. Pengumpulan data
menggunakan Skala Sikap Toleransi (Reliabilitas 0,939) dan Kuesioner Perilaku Toleransi
(Reliabilitas 0,843). Teknik analisis data dilakukan dengan teknik Uji-t. Hasil penelitian
membuktikan bahwa melalui sistem integrasi pembelajaran di sekolah, model pendidikan
karakter yang berbasis budaya tepa sarira terbukti dapat meningkatkan sikap dan perilaku
toleransi pada anak usia sekolah dasar. Untuk memperluas manfaat penelitian, maka
penerapan model pembelajaran nilai toleransi berbasis budaya tepa sarira ini perlu
ditingkatkan dari segi waktu dan tempat penyelenggaraan, peningkatan kompetensi dan
profesionalitas guru melalui Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan dan Pengembangan
RPP Berbasis Pendidikan Karakter, dan melibatkan peran orangtua (keluarga) sebagai salah
satu sumber sosialisasi nilai-nilai hidup dan budaya yang menunjang pendidikan karakter.