Studi Kasus Remaja Gangguan Penyalahgunaan Zat Amphetamine Abuse di Jakarta
Abstract
Subjek (A) adalah seorang remaja putri berusia 20 tahun pengguna narkotika
dengan menggunakan jarum suntik. Oleh karenanya ia terkena HIV dan hepatitis C, saat ini
sudah mendapatkan perawatan di Rumah sakit ketergantungan obat. Subjek mengenal
narkotika dan rokok sejak kecil dari kedua orangtuanya, mereka juga pengguna narkotika
dan rokok secara aktif. Secara tidak sadar mereka telah mengajarkan A untuk mengkonsumsi
narkotika dan merokok. Hal yang menyebabkan seseorang menjadi penyalahguna
NAPZA sebenamya merupakan akibat interaksi antara 3 faktor utama, yaitu faktor
NAPZA itu sendiri, individu yang bersangkutan dan lingkungan (Jusni, 2003). Dampak
penyalahgunaan NAPZA sangat luas, tidak terhadap kesehatan fisik dan mental
penyalahguna NAPZA saja, tetapi juga berdampak pada ketenangan kehidupan dalam
keluarga, menurunkan kemampuan belajar dan produktivitas kerja secara drastis,
ketidakmampuan untuk membedakan mana yang baik dan buruk, perubahan prilaku
menjadi perilaku antisosial, mempertinggi jumlah kecelakaan lalu lintas, meresahkan
masyarakat dan terjadi pelanggaran hukum (Dadang Hawari, 2006). Didukung oleh
lingkungan teman sebaya subjek berada. Data-data yang diambil berupa pengetesan
psikologi seperti : tes grafis meliputi BAUM, DAM, dan HTP, ; WBIS. Intervensi yang
diberikan kepada A berupa psikoterapi suportif agar A semangat dalam menjalankan hidup,
hal ini bertujuan untuk mengontrol emosi yang mudah sekali naik turun. Bagi pihak keluarga
diperlukan kekompakan serta tingkatkan kasih sayang serta perhatian yang lebih kepada
subjek. Ada pun prognosis negative, hal ini disebabkan karena subjek memiliki gangguan
halusinasi dan tidak mau mendengar masukan dari orang lain karena kepercayaan yang
dimiliki sangat kuat. Selain itu fasilitas yang ada tidak mendukung subjek untuk berkembang
ke arah positif dan pihak keluarga tidak ada yang mendukungnya.