Pengaruh Rasio Air dengan Bahan Pengikat pada Autoclaved Aerated Concrete (AAC) Berbasis Limbah Cangkang Kerang
Abstract
Salah satu permasalahan yang ada saat sekarang ini adalah kebutuhan akan batu bata sebagai bahan
dinding pada bangunan. Proses pembakaran batu bata merupakan salah satu sumber gas CO2 yang
pada akhirnya mengakibatkan efek rumah kaca dan menimbulkan pemanasan global, oleh karena itu
perlu dicari material yang dapat digunakan sebagai pengganti tanah liat pada produksi bata. Limbah
serbuk kulit kerang memiliki sifat bahan seperti pozzolan karena mengandung senyawa kapur (CaO),
alumina (Al2O3) dan senyawa silikat (SiO2) sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan
campuran beton. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh rasio air dengan bahan
pengikat (semen dan serbuk kerang) terhadap sifat-sifat karakterisasi dan juga nilai kekuatannya.
Dalam penelitian ini beton ringan aerasi (AAC) dibuat dengan menggunakan bahan serbuk kulit
kerang sebagai pengikat pengganti semen. Pembuatan dan pengujian beton ringan dilakukan pada
skala laboratorium dengan sampel benda uji 5 x 5 x 5 cm dengan komposisi 40 persen bahan
pengikat, 60 persen bahan pasir dan hydrogen peroxide bersama dengan cacium hypocloride sebagai
bahan peng-aerasi. Rasio air dengan bahan pengikat yang dipakai adalah sebesar 0,55 dan 0,65.
Sedangkan untuk proses pengerasan beton ringan aerasi dilakukan dengan steam uap bertekanan
dengan menggunakan autoclave selama 1 jam. Pengujian density dan kuat tekan dilakukan pada
umur 7, 21 dan 28 hari. Hasil pengujian menunjukkan bahwa AAC dengan menggunakan rasio
larutan Hydrogen Peroxide dan bahan pengikat 0,55 menghasilkan kuat tekan yang lebih besar
daripada kuat tekan yang dihasilkan oleh AAC dengan menggunakan rasio larutan Hydrogen
Peroxide dan bahan pengikat sebesar 0,65. Density yang dihasilkan pada kedua komposi si tidak
berbeda jauh, sehingga rasio perbandingan antara larutan Hydrogen peroxide dengan bahan
pengikat tidak berpengaruh terhadap density yang dihasilkan.