Studi Kasus: Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, LingnanUniversity Hong Kong, City University of Hong Kong
Abstract
Arsitektur bukanlah sekedar ilmu rancang bangun yang memenuhi kebutuhan fungsi dan estetika semata. Kedua hal tersebut memang menjadi ‘tugas’ utama dalam arsitektur. Setiap bangunan dirancang dan dibangun untuk memenuhi fungsi tertentu. Hotel, apartemen, dan rumah tinggal misalnya, berfungsi sebagai sarana akomodasi. Restaurant berfungsi sebagai bangunan komersial yang memenuhi kebutuhan pangan. Sebuah bangunan publik harus dapat diakses dan digunakan oleh berbagai kebutuhan yang berbeda. Bangunan-bangunan ini harus mampu diakses oleh mereka yang dapat melihat maupun tidak, mereka yang mampu berjalan maupun pengguna kursi roda, serta mereka yang mampu mendengar maupun tidak.Makalah ini merupakan sebuah kajian teoritis dan penerapan desain yang aksesibel dan usabel pada bangunan yang berfungsi sebagai kampus. Studi kasus yang diambil dalam penelitian ini adalah kampus Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta (UKDW), Lingnan University Hong Kong, serta City University of Hong Kong. Penelitian dilakukan dengan mengaji desain pada ketiga kampus tersebut dengan mempertimbangkan dua parameter, yaitu aksesibilitas dan usabilitas, dengan melakukan studi literatur dan wawancara terhadap pengguna (user).Dari hasil penelitian didapatkan bahwa, kampus-kampus di Hong Kong telah menjadikan faktor aksesibilitas dan usabilitas sebagai bagian penting dalam desain, sedangkan kampus UKDW belum sepenuhnya menjadikan kedua faktor tersebut sebagai bagian dalam desain, dengan banyaknya fasilitas yang tidak dapat diakses dan digunakan dengan baik secara universal.