DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP SUMBANGAN KUANTITAS RESAPAN AIRTANAH DI KOTA SURAKARTA TAHUN 1993 – 2004
Abstract
Penelitian ini bertujuan: (1) mengidentifikasi sumbangan kuantitas resapan
airtanah tahun 1993-2004. Penelitian ini menggunakan metode survei. Analisis
data menggunakan analisis deskriptif. Pengolahan data menggunakan rumus Soenarto
(1995) yaitu Iap = cH(âA)/(1000) (untuk penggunaan lahan sawah, tegalan,
lapangan, sungai, dan lahan kosong) dan Asdak (1995) yaitu Air Larian = C x
Jumlah Curah Hujan (untuk penggunaan lahan industri, jalan aspal, rel kereta
api, permukiman, dan makam). Hasil penelitian menunjukkan: (1) potensi air
resapan di area terbangun pada masing-masing kecamatan mengalami perubahan
dari tahun 1993-2004. Perubahan tersebut yaitu Banjarsari dari 6,574 juta m3/
tahun menjadi 7.114,020 juta m3/tahun, Jebres dari 3,792 juta m3/tahun menjadi
4.328,861 juta m3/tahun, Laweyan dari 2,112 juta m3/tahun menjadi 2.225,429
juta m3/tahun, Pasarkliwon dari 2.287,916 juta m3/tahun menjadi 2.339,805 juta
m3/tahun, dan Serengan dari 916,096 juta m3/tahun menjadi 908,855 juta m3/
tahun serta (2) potensi resapan air di area terbuka tahun 1993-2004 pada masingmasing
kecamatan juga mengalami perubahan. Perubahan tersebut yaitu Banjarsari
dari 188.118,64 m3/tahun berubah menjadi 59.948,62 m3/tahun dan Jebres dari
934.400,02 m3/tahun menjadi 590.142,20 m3/tahun. 3 kecamatan lainnya, yaitu
Laweyan, Pasarkliwon, dan Serengan tidak dapat menyumbang resapan air.