Show simple item record

dc.contributor.authorSundana, Sambas
dc.contributor.authorYusuf, Bakharudin
dc.date.accessioned2013-12-27T08:16:46Z
dc.date.available2013-12-27T08:16:46Z
dc.date.issued2013-11-23
dc.identifier.citationBrue Greg, 2002, Six Sigma for Manager, Canary. Jakarta Gasperz, Vincent. 2002 Pedoman Implementasi Program Six Sigma Terintegrasidengan ISO 9001 – 2000. PT Gramedia. Jakarta. Hari Purnomo,2004. Pengantar Teknik Industri, Penerbit Graha Ilmu Hadi Soepratna. 2011. Analisis Peningkatan Kualitas Produk Pipa STKM untuk Meminimalisasi Tingkat cacat (Down Grade) Dengan Metode Six Sigma di PT.Steel Pipe of Indonesia. Moh. Nazir. 1988. Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta Pande Pete, Larry Holpp. 2002, What is Six Sigma. Penerbit Andi, Yogyakarta. Peter S. Pande, Robert P. Neuman, Roland R. Cavanagh. 2003. The Six Sigma Way. Penerbit Andi. Yogyakarta Ronald E. Walpole. 1992. Pengantar Statistika. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Yoga Alvian Nugraha. 2012. Pengembangan Produk Dengan Fokus Kebutuhan Pelanggan Menggunakan Metode Survei Pada Awal Kepemilikan Kendaraan (Studi Kasus pada Produk Mobil di PT Astra Daihatsu Motor Jakarta),en_US
dc.identifier.issn2339028X
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/4111
dc.description.abstractPT. Denso Indonesia adalah salah satu perusahaan yang memproduksi spare part kendaraan bermotor di Indonesia yang mensuplai kebutuhan dari beberapa perusahaan mobil dan motor ternama di Indonesia. Salah satu produk utamanya adalah Radiator Assy 2WV, yang berfungsi sebagai pendingin air pada cooling engine. Salah satu proses utamanya adalah Core Assembling Process.Core AssemblingProcess terbagi menjadi 3 Line, yaitu Line 1 dan 2 untuk 4WV (roda 4) dan Line 3 untuk 2WV (roda 2). Dalam data inspection periode Juli hingga September 2013,Line 3 memiliki tingkat ratio no good in process cukup tinggi dibandingkan Line yang lainnya, yaitu 52.1%. Ini disebabkan banyak terjadinya cacat produk pada Core Assy tersebut, seperti : no good Fin Miring (47.6%), no good Tube Deformasi (22.4%), no good Tube Expanding (15%), no good Plate Setting (9.8%), dan no good Core Height (5.2%). Sehingga total no good in process sebesar 9.4%.Dalam hal kualitas, PT.Denso Indonesia memiliki target batas no good in process sebesar 1%.Metode perbaikan yang akan digunakan untuk peningkatan kualitas yaitu Six Sigma. Six Sigma merupakan pendekatan menyeluruh untuk menyelesaikan masalah dan peningkatan proses melalui fase DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, and Control). Six Sigma merupakan metode untuk mendapatkan dan menghilangkan penyebab cacat pada output produk melalui analisis di setiap proses produksiDari tahapan define, measure, analyze, improve, dan control diperoleh bahwa Core Assy yang diproduksi di Line 3 ini memiliki cacat paling tinggi dengan nilai DPMO sebelum dilakukan perbaikan yaitu 18.800 yang kemudian dikonversi pada tingkat sigma yaitu 3.58 sigma, dengan cost of poor quality (COPQ) yang bila ditanggung oleh perusahaan yaitu Rp. 868.560.000. Setelah dilakukan implementasi perbaikan selama 2 bulan yaitu pada bulan Oktober 2012 sampai dengan November 2012 dengan mengajukan usulan pembuatan jig stopper pada mesin tube cutting, penambahan seam pada base jig, dan pembuatan master jig untuk kalibrasi jig clamp, diperoleh penurunan nilai DPMO menjadi 9.905 sehingga terjadi peningkatan tingkat sigma menjadi 3.83 sigma, dengan jumlah COPQ setelah perbaikan Rp. 549.120.000,-. Sehingga kenaikan sigma yang diperoleh dari hasil perbaikan adalah 0.25 dan terjadi penurunan no good in process menjadi 4.95%.en_US
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartaen_US
dc.subjectQualityen_US
dc.subjectSix Sigmaen_US
dc.subjectCOPQen_US
dc.subjectDPMOen_US
dc.subjectJigen_US
dc.titleAnalisis Kualitas untuk Mengurangi No Good In Process Core Assy 2wv dengan Menggunakan Metode Six Sigma (Studi Kasus di PT. Denso Indonesia)en_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record