Show simple item record

dc.contributor.authorPrihanto, Yosef
dc.date.accessioned2014-01-23T06:56:25Z
dc.date.available2014-01-23T06:56:25Z
dc.date.issued2013-09-16
dc.identifier.citationBPS, 2011. Statistik Daerah Kabupaten Kupang Tahun 2011. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah. 2011. Informasi Data Garam Jawa Tengah. Semarang : Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah. Mangunsukardjo, K. Geomorfologi dan Terapannya. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM. Purbani, 2003. Buku Panduan Pembuatan Garam Bermutu. Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan. BPPI. 1984. Pembuatan Garam Beriodium. Semarang: Hal: 5. BRKP . (2001). Proceding Forum Pasar Garam Indonesia. Jakarta: Departemen Kelautan Dan Perikanan. Hal: 1-18. Rismana, E. (2004). Manfaat Rasa Asin Bagi Kesehatan. Diambil dari: www.pikiranrakyat.com. Sudjana. (1992). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Hal: 491en_US
dc.identifier.issn978-979-636-152-6
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/4224
dc.description.abstractProduksi garam nasional 2009 mencapai 1,26 juta ton. Angka ini jauh lebih rendah dari kenyataan angka kebutuhan garam industri dan rumah tangga nasional yang mencapai 2,86 juta ton/tahun. Sentra produksi yang terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Madura serta rendahnya tingkat produktifitas usaha garam nasional yang berkisar antara 60-70 ton/hektar/tahun, jauh dibawah Australia dan India yang mencapai lebih dari 70 ton/hektar/tahun, makin memperparah kondisi ini. Lebih dari 55% kebutuhan garam nasional diimpor dari sejumlah negara. Tahun 2010 impor Indonesia mencapai 957 ribu ton, sedangkan pada tahun 2011 angka impor mencapai 923 ribu ton, padahal kebutuhan garam konsumsi rumah tangga rata-rata nasional mencapai 120 ribu ton/bulan. Berdasar realitas tersebut dilakukan upaya pengidentifikasian dan menghitung prospek ekonomis komoditas garam di beberapa wilayah di Indonesia. Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi sebagai produsen garam utama Indonesia, karena karakteristik dan kondisi alamnya. Kajian ini menggunakan pendekatan interpretasi visual citra satelit resolusi tinggi, yang dikombinasikan dengan pengolahan citra SRTM, serta pemanfaatan Peta RBI skala 1:25.000 dalam kegiatan lapangan dan wawancara sebagai dasar perhitungan ekonomi. Lahan seluas ± 3.404,51 ha yang teridentifikasi berpotensi sebagai tambak garam, ± 731,41 ha merupakan areal penyangga berupa mangrove, sehingga luas areal yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan adalah ± 2.673,1 ha. Dengan tingkat produksi 7.000 karung (@ 50kg) / 6 ha / 1 tahun (1 musim), dengan harga perkarung Rp 40.000; sesuai hasil wawancara dan data kelompok tani, maka lahan yang tersedia berpotensi menghasilkan nilai ekonomis senilai Rp 124,7 milyar/tahun dengan tingkat produksi 58,33 ton/ha/tahun.en_US
dc.publisherLPPM UMSen_US
dc.subjectEstimasien_US
dc.subjectPengelolaanen_US
dc.subjectPotensien_US
dc.subjectGaramen_US
dc.subjectPenginderaan Jauhen_US
dc.titleKajian Pengelolaan & Estimasi Potensi Ekonomi Tambak Garam di Wilayah Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur Melalui Pendekatan Interpretasi Citra Penginderaan Jauhen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record