dc.contributor.author | Suprayogi, Slamet | |
dc.contributor.author | Tivianton, Andryan | |
dc.contributor.author | Nurchayati, Widiyastuti | |
dc.contributor.author | Mukarromah, Dinda | |
dc.date.accessioned | 2014-01-23T07:31:18Z | |
dc.date.available | 2014-01-23T07:31:18Z | |
dc.date.issued | 2013 | |
dc.identifier.citation | Attfield, Robbin. 2010. Etika Lingkungan Global. Bantul: Kreasi Wacana BPS. 2010. Provinsi Dalam Angka 2010. BPS Yogyakarta. Boedojo. 1986. Arsitektur, Manusia, dan Pengamatannya. Jakarta: Penerbit Djambatan Djajadilaga, M. 2009. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2009. Jakarta: Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia. Kementerian Negara Lingkungan Hidup. (2012). Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia Tahun 2011. Jakarta: Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Kementerian Negara Lingkungan Hidup. (2011). Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia Tahun 2010. Jakarta: Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Kementerian Negara Lingkungan Hidup. (2010). Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia Tahun 2009. Jakarta: Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Kementerian Negara Lingkungan Hidup. (2003). Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Jakarta: Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Kementerian Negara Lingkungan Hidup. (1999). Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia. Kementerian Negara Lingkungan Hidup. (2001). Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencedmaran Air. Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia. KepalaBapedal No.107Tahun1997tentangPedomanPerhitungan danPelaporanserta InformasiIndeksStandarPencemarUdara(ISPU) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep- 45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Pencemar Udara. Keputusan Kepala Bapedal No. 107 Tahun 1997 tentang Pedoman Perhitungan dan Pelaporan serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU). Merryna, Annissa. 2009. Skripsi: Analisis Willingness To Pay Masyarakat Terhadap Pembayaran Jasa Lingkungan Mata Air Cirahab (Desa Curug Goong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten). Bogor: Instiut Pertanian Bogor Pemerintah Kota Yogyakarta, 2013. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2012. Yogyakarta : Pemerintah Kota Yogyakarta. Peraturan Presiden Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010-2014 Robbins, S.P. (2001). Psikologi Organisasi, (Edisi ke-8). Jakarta: Prenhallindo. Sarwono, Sarlito Wirawan. 1995. Psikologi Lingkungan. Jakarta: PT. Grasindo Suranto dan Kusrahmadi. 1990. Upaya Pembinaan Kepedulian Lingkungan Hidup. Cakrawala Pendidikan. Edisi khusus Dies Natalis Thoha, Miftah. 1998. Perilau Organisasi: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajagrafindo Persada Umar. 2009. Thesis: Persepsi Dan Perilaku Masyarakat Dalam Pelestarian Fungsi Hutan Sebagai Daerah Resapan Air (Studi Kasus Hutan Penggaron Kabupaten Semarang ). Semarang: Universitas Diponegoro Wunder, Sven. 2005. Payment for Enviromental Services : Some Nuts and Bolts. Research. Center for International Forestry Research | en_US |
dc.identifier.isbn | 978-979-636-152-6 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/4236 | |
dc.description.abstract | Kualitas lingkungan hidup di suatu wilayah dapat diketahui dengan melakukan perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
(IKLH) dengan mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu kualitas air, kualitas udara, dan tutupan lahan. Namun, nilai IKLH
yang telah disusun oleh KemenLH belum menunjukkan kajian spasial pada setiap parameternyadan belum menunjukkan
relevansi terhadap persepsi kesiapsiagan perubahan lingkungan dan iklim. Oleh karena itu,tujuan dalam penelitian ini adalah
mengkaji Indeks Kualitas Lingkungan Hidup secara spasial wilayah perkotaan Yogyakart a dan menentukan relevansi IKLH
dengan tingkat persepsi kesiapsiagaan perubahan lingkungan dan iklim di lingkungan sekolah di tingkat SMA, SMP, dan
SD.Spasialisasi parameter IKLH dilakukan dengan metode analisis citra resolusi tinggi tidak terselia K-means digunakan untuk
ekstraksi Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai penentu Indeks Tutupan Hutan (ITH). Analisis Indeks Pencemaran Udara (IPU)
didapat dengan interpolasi Kriging. Serta analisis Indeks Pencemaran Air (IPA) dengan batas segmentasi DAS. Ketiga peta
indeks kemudian saling tumpang tindih untuk mendapatkan spasialisasi IKLH. Untuk menentukan persepsi sampel sekolah
yang ada di Kota Yogyakarta ditentukan dengan metode Cluster Samplingdengan mengelompokkan sekolah berdasar tingkat
kepadatan lalu lintas.Hasil penelitian menunjukkan nilai IKLH di kota Yogyakarta sebesar 46,42 lebih rendah dibandingkan
dengan nilai IKLH Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 68,8. Parameter yang paling mempengaruhi rendahnya IKLH kota
Yogyakarta adalah ITHyang berarti ruang terbuka hijau yang disyaratkan masih sangat kurang. Secara spasial, IKLH yang
tinggi berarti semakin baik kondisi lingkungannya.Sementara, kondisi IKLH denganpembagian kluster sekolah menurut
kepadatan lalu lintas menunjukkan persepsi siswa telah memiliki pemahaman dan kesadaran yang cukup tinggi terkait dengan
kualitas lingkungan hidup yang layak. | en_US |
dc.publisher | Universitas Muhammadiyah Surakarta | en_US |
dc.subject | IKLH | en_US |
dc.subject | IPU | en_US |
dc.subject | IPA | en_US |
dc.subject | ITH | en_US |
dc.title | Relevansi Spasial Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dengan Pengetahuan Siswa akan Kesiapsiagaan Perubahan Lingkungan dan Iklim (Studi Kasus: SMU, SMP, SD sekitar Kota Yogyakarta, D.I. Yogyakarta) | en_US |
dc.type | Article | en_US |