dc.identifier.citation | ADPC, 2004, Community Based Disaster Management Course Participants Workbook. ADPC Primertime, 2005, The Primer for Disaster Risk Management in Asia I, ADPC USAID, Bangkok. Bakornas. Konsepsi Pengurangan Risiko Bencana. Carrara, A., Cardinali, M., & Guzzetti, F., 1992. Uncertainty in Assesing Landslide Hazard and Risk, ITC Journal 1992 Volume 2, pp. 172-182. Konsorium Pendidikan Bencana. 2010. Kerangka Kerja Sekolah Siaga Bencana Romenah. Sistem Informasi Geografi Sekretariat Bakornas PBP, 2003, Arahan Kebijakan Mitigasi bencana Perkotaan di Indonesia. Sutikno, 2002, Panduan Mitigasi Bencana Alam Tanah Longsor, PSBA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. , 2007, Undang - Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. ISDR, 2004, Living With Risk : A Global Review od Disaster Initiatives. Thywissen,K.,2006, Component of Risk: A Comparative Glossary, UNU Institute for Enviroment and Human Security (UNU- EHS), Bonn. UNDP/UNDRO, 1992. Introduction to Hazards 1st Edition. Disaster Management Training Programme, University Wisconsin, US. Villagran, de L. dan J. Carlos,2006, Vulnerability : A Conceptual and Methological Review, UNU Institute for Enviroment and Human Security (UNU-EHS), Bonn. Van Westen, C. 2005. Multihazard Risk Assessment. UNU-ITC-DGIM. ITC, The Netherlands. UURI No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723. BAPPENAS.4Jateng. diakses pada 06 Juni pukul 20.15. www.bappenas.go.id/get-file-server/node/8852/. | en_US |
dc.description.abstract | Penelitian ini dilakukan di sebagian sekolah-sekolah amal usaha muhammadiyah kabupaten Klaten yang tersebar di 6 kecamatan yaitu
Kecamatan Klaten Utara, Kecamatan Klaten Tengah, Kecamatan Wedi, Kecamatan Ngawen, Kecamatan Kebonarum, dan Kecamatan
Karanganom yang ada di amal usaha Muhammadiyah Pimpinan Daerah (PDM) Kabupaten Klaten. Metode yang dilakukan survai dan
pengolahan dengan system informasi geografis. Hasil yang diperoleh peta Elemen risiko (element at risk) sekolah yang berpotensi terkena
dampak dari suatu kejadian bencana, Elemen risiko yang diamati di sebagian sekolah Muhammadiyah Kabupaten Klaten adalah elemen
risiko guru, elemen risiko siswa, elemen risiko bangunan sekolah dan elemen risiko sarana prasarana. Elemen risiko yang paling terbesar
terdapat pada kecamatan Klaten Utara dengan jumlah guru sebanyak 421 (empat ratus dua puluh satu), jumlah sarana prasarana terbesar
yaitu sebanyak 47 (empat puluh tujuh), jumlah bangunan yang paling besar yaitu sebanyak 14 (empat belas bangunan) dan jumlah siswa
paling banyak yaitu sebanyak 5000 (lima ribu siswa). Sementara sekolah muhammadiyah di Klaten yang memiliki elemen risiko pal ing kecil
adalah kecamatan Kebonarum dengan jumlah bangunan 1 (satu), jumlah sarana prasarana yaitu sebanyak 5 (lima), jumlah guru sebanyak 9
(sembilan) dan jumlah siswa sebanyak 63 (enam puluh tiga). Adapun upaya mitigasi non struktural yang paling baik di lakukan di kecamatan
Klaten Utara karena telah melakukan upaya –uapaya sosialisasi tentang tanggap darurat bencana dan terdapat organisasi pramuka dan
PMR yang dilengkapi dengan perlengkapan dasar bencana seperti obat-obatan, mengadakan kerjasama dengan bidang instasi lain,
kemudian desain bangunan meliputi ketahanan bangunan, sirkulasi udara, desain pintu sudah sesuai dengan standart sekolah siaga
bencana. | en_US |