dc.identifier.citation | Bakornas. 2007. Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. Sekretariat Bakornas Penanggulangan Bencana dan Pengungsi. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2011. Statistik Daerah Jawa Tengah 2010. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Semarang. Budiharjo, E dan Sudanti, H. 1993. Kota Berwawasan Lingkungan. Penerbit Alumni. Bandung. Dahuri, R., Rais, J., Ginting, S.P., Sitepu, M.J. 2001. Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita, Jakarta Digital Globe. 2011. Feature Classification. www.digitalglobe.com, 25 November 20011. Diposaptono, Subandono. (2009). Menyiasati Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Buku Ilmiah Populer. Bogor. Gunawan, T. 2005. Pedoman Survey Cepat Terintegrasi Wilayah Kepesisiran. BPFG-UGM. Yogyakarta Herman Hermit, 2008, Pembahasan Undang Undang Penataan Ruang (U.U. No. 26 Tahun 2007). CV. Mandar Maju. Bandung. Kaiser, G. 2007. Coastal Vulnerability to Climate Change and Natural Hazards. Forum DKKV/CEDIM: Disaster Reduction in Climate Change 15/16. Karlsruhe University. Karlsruhe. Kay, R dan Alder, J. 1999. Coastal Planning and Management. E & FN Spon, an Imprint of Routledge. London. Khadiyanto, P. 2005. Tata Ruang Berbasis Pada Kesesuaian Lahan. Universitas Diponegoro. Semarang. Kusumowidagdo, M., Sanjoto, T. B., Banowati, E., Setyowati, D. L., Semedi, B. 2008. Penginderaan Jauh Dan Interpretasi Peta. LAPAN dan Universitas Negeri Semarang. Semarang. Lillesand, T.M dan R.W. Kiefer. 1997. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Macci, Mirjan. 2008. Indegenous and Traditional Peoples and Climate Change. IUCN. Mirsa, Rinaldi. 2012. Elemen Tata Ruang Kota. Graha Ilmu. Yogyakarta. Muta‘ali, Lutfi. 2012. Daya Dukung Lingkungan Untuk Perencanaan Pengembangan Wilayah. Badan Penerbit Fakultas Geografi (BPFG) Universitas Gadja Mada. Yogyakarta. Sat-Imaging Corp. 2011. SPOT-5 Satellite Imagery and Sensor Characteristics. www.satimagingcorp.com/satellite-sensors.html, 25 November 2011. Sujarto, D. 1991. Kota Berkelanjutan. Penerbit Alumni. Bandung. Tarigan, R. 2005. Perencanaan Pengembangan Wilayah. Bumi Aksara. Jakarta | en_US |
dc.description.abstract | Keterdapatan Kecamatan Tugu di kawasan kepesisiran bagian barat wilayah Kota Semarang mempunyai posisi yang strategis dan kondisi
yang cukup baik dalam arahan perkembangan Kota Semarang, sebagai wilayah pengembangan bagi kegiatan komersial. Potensi
sumberdaya dari kawasan kepesisiran tidak dapat dipisahkan dari potensi kebencanaan yang terkandung karena faktor geografis.
Kecenderungan kerusakan ekologis kawasan kepesisiran memerlukan pemikiran manajemen resiko bencana untuk mengantisipasi
dampak kebencanaan.Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kondisi kebencanaan yang terjadi dan mengetahui pola adaptasi
masyarakat terhadap kondisi kebencanaan di kawasan pesisir Kecamatan Tugu, Kota Semarang. Manfaat dari penelitian ini diharapkan
mampu memberi masukan dalam penyusunan kebijakan dan rencana strategis dalam pengelolaan tataruang kawasan pesisir.Penelitian
dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif melalui kajian pustaka, studi dokumen, wawancara, dan survei lapangan. Metode
wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam (in-depth interview). Penggunaan data spasial melalui interpretasi citra
dimaksudkan untuk memberikan gambaran sekaligus analisis mengenai kondisi kebencanaan di lokasi penelitian.Hasil penelitian
menunjukan masalah utama kebencanaan Kecamatan Tugu yaitu erosi pantai, banjir sungai, genang pasang, dan intrusi air laut.
Kerusakan akibat erosi pantai terjadi sepanjang 2,25 km di Kecamatan Tugu meliputi Kelurahan Mangunharjo, Kelurahan Mangkang
Wetan, Kelurahan Randugarut, Kelurahan Karanganyar, dan Kelurahan Tugurejo. Keterdapatan Sungai Beringin adalah yang paling
dominan kaitannya dengan banjir sungai. Limpahan air berasal dari daerah Mijen, yang posisinya lebih tinggi. | en_US |