dc.description | Segala puji bagi Allah yang telah
menciptakan kehidupan dan kematian untuk
menguji di antara manusia siapa yang paling
baik amalnya, shalawat dan salam yang
sempurna dan abadi semoga tercurahkan
kepada baginda kekasih dan qudwah kita Nabi
Muhammad , yang memilih rindu bertemu
dengan kakasihnya Allah dari pada kekal
menjadi raja. Semoga salam dan shalawat
tercurahkan pula kepada para keluarga beliau
yang suci, para shahabat beliau, para tabi’in
dan semua yang setia mengikuti manhaj beliau
sampai hari Kiamat. Kematian, demikian kata yang sering kita
dengar, menjadi monster banyak orang, maka di
antara hukuman yang paling menakutkan dan
sering diperdebatkan adalah hukuman mati.
Kematian adalah suatu keniscayaan, pasti dilalui oleh seluruh makhluk hidup. Allah berfirman, “Setiap jiwa pasti
merasakan mati” (QS. Ali Imran: 185). Tapi alangkah indahnya
jika kematian, bukan menjadi sesuatu yang menakutkan, bahkan
menjadi suatu yang menyenangkan sehingga kehidupan menjadi
suatu yang membahagiakan, dan masa setelah kematian menjadi
lebih indah dari kehidupan di dunia. Sebagian para shahabat
berkata ketika menghadapi kematian, “Fuztu wa rabbi ka’bah”
(aku beruntung demi pemelihara Kakbah). Maka tak heran jika
di antara doa Rasulullah , “Ya Allah aku mohon rindu kepadaMu”
(HR.
Hakim).
Kalau kematian menjadi sesuatu yang menakutkan pada
sebagian manusia, atau sebagian besar manusia, dan memang
demikian karena Rasul juga mengatakan, “Ingatlah pemutus
segala kenikmatan” (HR. Ibnu Abi Syaibah, Hakim, Thabarani),
“Sungguh untuk kematian ada sakarat yang sangat sakit” (HR.
Thabarani No. 18608). Kalaupun kematian demikian rasanya,
tapi Allah memberi perasaan bahagia kepada sebagian manusia
dalam menghadapi kematian. Kematian menjadi suatu yang
indah, dan detik-detik kehidupan pun bagaimana kondisinya,
miskin atau kaya, sakit atau sehat, terkenal atau tidak dikenal
sesuatu yang menyenangkan pula. Maka tak heran kalau sebagian
jenis kematian ini menjadi suatu anugerah pilihan dari Allah.
Sebagaimana Allah katakan, “Dan itulah hari-hari yang Allah gilir
di antara manusia, supaya Allah mengetahui siapa yang beriman,
dan memilih di antara kalian menjadi syuhada (mati syahid)” (QS.
Ali Imran: 140).
Bagaimana menggapai keindahan kematian itu, apa kiatkiatnya,
bagaimana profil orang yang menikmati detik-detik
kematian itu, inilah yang akan diungkap oleh buku kecil ini.
Dengan harapan setelah membaca buku ini, para pembaca
termotivasi untuk merancang kehidupan agar lebih baik, hingga dapat mengantarkan untuk mendapatkan predikat khusnul
khatimah dengan panggilan yang mesra dari Allah , “Wahai
jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabbmu dalam keadaan
ridha dan diridhai, masuklah ke dalam golongan hamba-Ku dan
masuklah ke surga-Ku” (QS. al-Fajr: 27-30). | en_US |