dc.identifier.citation | Gunarwan, Asim. 1992. “Persepsi Kesantunan Direktif di dalam Bahasa Indonesia di antara beberapa Kelompok Etnik di Jakarta”. Dalam Jurnal PELLBA 5: Bahasa Budaya. Jakarta: Unika Atma Jaya. —————-. 2007. Pragmatik Teori dan Kajian Nusantara. Jakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya. Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik (Terjemahan M.D.D. Oka). Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga. Ruseffendi, H.E.T. 1998. Statistik Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press. Sumarlam. 1995. “Skala Pragmatik dan Derajat Kesopansantunan dalam Tindak Tutur Direktif”. Dalam Komunikasi Ilmiah Linguistik dan Sastra (KLITIKA). No. 2 Th. II, Agustus 1995. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Suwito. 1997. Sosiopragmatik: Sebuah Pengantar. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Yustanto, Henry. 2004. “Kesopanan dalam Penggunaan Bahasa Jawa (Analisis pada Ceritera Wayang Wahyu Sri Makutharama)”, dalam Jurnal Nuansa Indonesia Volume X, Nomor 22 Agustus 2004. | en_US |
dc.description.abstract | Pemakaian kesantunan berbahasa, khususnya bentuk tuturan direktif di lingkungan
sekolah merupakan fenomena yang menarik untuk dikaji. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji skala kesantunan bentuk tuturan direktif berdasarkan persepsi siswa di SMAN 1 Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dipadukan dengan metode kuantitatif untuk membantu memperjelas analisis data secara kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuesioner atau angket. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik statistik deskriptif dengan fase pengumpulan data, pengolahan, analisis, dan penyajian data tanpa menggeneralisasikan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh simpulan, yaitu bahwa Urutan atau peringkat kesantunan bentuk tuturan direktif berdasarkan persepsi siswa SMA Negeri 1 Surakarta dari bentuk yang paling santun sampai yang paling tidak santun, yaitu (1) bentuk tuturan direktif dengan rumusan saran, (2) bentuk tuturan direktif dengan rumusan pertanyaan, (3) bentuk tuturan direktif dengan isyarat kuat, (4) bentuk tuturan direktif dengan isyarat halus, (5) bentuk tuturan direktif dengan pernyataan berpagar, (6) bentuk tuturan direktif dengan pernyataan keharusan, (7) bentuk tuturan direktif dengan pernyataan keinginan, (8) bentuk tuturan direktif dengan pernyataan eksplisit, dan (9) bentuk tuturan direktif dengan modus imperatif. | en_US |