Sajak “Tembang Rohani” Karya Zawawi Imron Kajian Semiotik Riffaterre
Abstract
Sajak-sajak Zanawi Imron banyak menggunakan simbol alam dan kultur
Madura, seperti: matahari, bulan, awan, angin, perahu, layar, ikan, pohon siwalan,
sapi karapan, dan lain sebagainya. Dalam sejarah sastra Indonesia modern, Imron
tercatat sebagai penyair angkatan 1960-an Yang produktif. Tulisan ini diarahkan
pada tanda-tanda yang bermakna dalam sajak “Tembang Rohani” karya Zawawi
Imron. Penelitian sastra ini menggunakan metode penelitan kualitatif deskriptif
dengan pendekatan teori Semiotik dan Interteks. Strategi penelitian adalah studi
kasus terpancang. Objek penelitian adalah religiusitas dalam sajak “Tembang
Rohani” karya Zawawi Imron. Data kualitatif dalam penelitian ini berupa kata,
frase, dan kalimat. Sumber data adalah sajak “Tembang Rohani” karya Zawawi
Imron. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pustaka, simak, dan catat.
Analisis data dengan metode pembacaan heuristik dan hermeneutik atau retroaktif.
Hasil menunjukkan bahwa manusia yang menepati janji (roh)nya kepada Allah
akan kekal dan mendapat tempat yang mulia di sisi Allah, seperti tercantum dalam surah ke-7 Al A’raf ayat 172, surah ke-70 Al-Ma’arij ayat 32 dan 35, dan surah ke-
32 As-Sajdah ayat 9, sebagai hipogramnya. Unsur-unsur yang ditransformasikan
ke dalam teks baru memiliki fungsi-fungsi tertentu, Surah ke-7 Al-A’raf ayat 172
ditransformasikan ke dalam sajak ‘Tembang Rohani’. Pengambilan ayat itu dalam
rangka fungsi mengingatkan dan menyadarkan manusia agar memenuhi janjijanjinya
kepada Allah, Pengambilan ayat itu dalam rangka fungsi mengingatkan
manusia untuk selalu bersyukur kepada Allah agar hidupnya tidak menderita.