Analisis Perilaku Konsumen terhadap Permintaan Ikan di Kota Surakarta
Abstract
Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui: Seberapa besar elastisitas harga,
elastisitas silang dan elastisitas pendapatan terhadap besarnya permintaan konsumsi ikan? Apakah variabel harga ikan, harga telur, harga tahu/tempe dan pendapatan keluarga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap permintaan konsumsi ikan? Diantara variabel harga ikan, harga telur, harga tahu/tempe, dan pendapatan, variabel mana yang mempunyai pengaruh dominan terhadap permintaan konsumsi ikan? Seberapa besar kemungkinan telur dapat mengganti konsumsi ikan (sebagai substitusi), dan tahu/tempe sebagai konsumsi pelengkapnya (komplemen)? Metode penelitian Accidental Sampling. Yang dimaksud Accidental Sampling adalah pemilihan
anggota sampel dari unit populasi dipilih secara tiba-tiba yang kebetulan ditemui oleh peneliti, baik yang ada di pasar maupun di rumah. Pertimbangan menggunakan metode ini, karena Kota Surakarta terdiri banyak kecamatan dan banyak Kelurahan, yakni ada 5 kecamatan dan 51 kalurahan. Melihat sedemikian banyaknya kecamatan dan kelurahan, maka dalam penelitian ini hanya diambil 3 kecamatan saja (kecamatan Banjarsari = 32.633 KK, Kecamatan Jebres = 28.520 KK, dan Kecamatan Laweyan = 21.608 KK, yang terdiri dari 35 Kelurahan diambil semua secara purposive sampling), dengan pertimbangan di Kecamatan tersebut merupakan Kecamatan yang terbanyak penduduk maupun wilayahnya dibanding 2 Kecamatan lainnya di wilayah Kota Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulakan bahwa: Elastisitas harga ikan bertanda negatif sebesar = -0,798, bersifat in-elastisdan signifiikan pada taraf nyata 5 %. Harga dan jumlah konsumsi ikan bergerak dalam arah yang berlawanan, semakin tinggi harga ikan cenderung menurunkan jumlah permintaan ikan yang dibeli/dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat.Elastisitas silang telur bertanda positif sebesar = 0,842, bersifatelastis dan sangat signifikan pada taraf nyata 5 % Telur merupakan barang substitusi kuat bagi ikan.Elastisitas silang tahu/tempe bertanda positif sebesar = 0,912, bersifat elastis dan signifikan pada taraf nyata 5 %. Tahu/tempe merupakan barang substitusi kuat bagi ikan.Elastisitas pendapatan bertanda positif sebesar = 1,650, bersifat income elastis dan sangat signifikan pada taraf nyata 5%. Hal ini menunjukkan ikan merupakan indikasi barang kebutuhan pokok. Pada derajat signifikansi 5 %, variabel harga ikan, harga telur, harga tahu/tempe, dan pendapatan mempunyai pengaruh sangat signifikan terhadap permintaan konsumsi ikan. Variabel harga ikan, harga telur, harga tahu/tempe, dan pendapatan secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang sangat signifikan sebesar = 74,3% terhadap besarnya permintaan konsumsi ikan.